SEKALI lagi terbukti, lembaga pemasyarakatan (LP) bukan lagi tempat untuk menyembuhkan tabiat para penjahat. Di lembaga itu naluri kriminal dan kebrutalan mereka malah berkembang. Nyatanya, di LP Cipinang, Jakarta, Selasa pekan lalu, terjadi bentrok antarkelompok narapidana, yang mengakibatkan tiga nyawa melayang.
Menurut Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Adi Sujatno, ada tiga kelompok besar di LP Cipinang, yakni kelompok Arek, Ambon, dan Batak. Kelompok Arek merupakan gabungan etnis Jawa, khususnya Jawa Timur dan Madura. Anggotanya ada di hampir semua blok. Kelompok Ambon menguasai Blok II-D, II-A, dan IV-A. Sedangkan kelompok Batak menguasai Blok III-G (dapur), I-D, sebagian I-B, dan I-C. Pertarungan sering terjadi antara kelompok Arek dan gabungan kelompok Ambon-Batak.
Kerusuhan yang berawal dari Blok E melawan Blok F siang itu dengan cepat berkembang ke semua blok. Ini bukan bentrok pertama di LP tersebut. Tawuran antarnapi pernah terjadi akhir Maret dan pertengahan September lalu. Akar persoalannya juga hampir sama, yakni perebutan lahan bisnis.
Kelompok-kelompok yang dominan itu berusaha menguasai perdagangan legal barang kebutuhan sehari-hari di penjara. Mereka juga berebut mengusasi usaha peternakan ayam potong yang didanai Ricardo Gelael, terpidana kasus tukar guling Bulog-Goro. Selain itu, ada bisnis lain yang tak kalah menggiurkan: pengamanan tahanan berduit.
Wicaksono, Leanika Tanjung, Johan Budi S.P.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini