Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok - Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengevaluasi kegiatan perpisahan siswa usai terjadi kecelakaan maut rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Subang yang menewaskan sebelas orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah II Bogor-Depok Dinas Pendidikan Jawa Barat Asep Sudarsono menjelaskan evaluasi tersebut nantinya akan memperketat aturan sehingga tidak ada lagi tragedi serupa ke depannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini, kan merugikan banyak pihak, waktu, sekolah, dan lainnya. Generasi muda yang lebih baik (yang) mengalami musibah," tutur Asep Sudarsono saat menyambangi SMK Lingga Kencana di Kelurahan Rangkapanjaya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Ahad, 12 Mei 2024.
Terkait pelepasan siswa, Asep mengungkapkan Dinas Pendidikan Jawa Barat telah mengeluarkan surat edaran (SE) ke seluruh sekolah agar diselenggarakan secara sederhana. Namun, ada permintaan dari orang tua siswa agar acara pelepasan siswa yang lulus diadakan di luar sekolah.
"Mungkin terakhir kali kadang-kadang ingin pelaksanaannya di luar," ungkap Asep.
Polisi Duga Ada Kegagalan Fungsi Rem
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Aan Suhanan menduga ada kegagalan fungsi rem pada bus Putera Fajar yang ditumpangi rombongan SMK Lingga Kencana Depok sehingga menyebabkan kecelakaan.
Dugaan ini berdasarkan pengamatan polisi di tempat kejadian, Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang tak menemukan jejak rem kendaraan.
"Tidak ada jejak rem dari bus tersebut. Yang ada itu bekas ban, satu bagian, diduga itu ban kanan, ada beberapa meter di situ,” kata Aan Suhanan. “Kemudian, sampai akhir titik kejadian, di depan sana menabrak tiang listrik."
Aan menduga kegagalan fungsi rem itu menyebabkan bus rombongan SMK Lingga Kencana oleng ke kanan lalu menabrak mobil lain yang datang dari arah berlawanan. Tabrakan ini yang membuat bus terguling.
Selain rem blong, kata Aan, ada kemungkinan pengemudi bus panik sehingga tidak bisa mengontrol laju bus. "Ini perlu kami selidiki ya. Kenapa tidak ada jejak rem? Apakah remnya tidak berfungsi atau pengemudi panik dan sebagainya," katanya.
Menurut Aan, setelah mengumpulkan bukti-bukti di lokasi kejadian, polisi juga akan memeriksa kerusakan kendaraan, baik bus maupun Daihatsu Feroza yang ditabrak. “Dari bekas tumbukan, akan kelihatan kecepatan bus tersebut," kata dia.
Dalam penyelidikan ini, polisi juga melibatkan tim ahli untuk mengecek kondisi bus secara teknis. Ahli-ahli ini akan menyimpulkan tentang kondisi bus secara keseluruhan. “Apakah fungsi pengereman berfungsi atau fungsi-fungsi yang lain, itu akan diperiksa oleh ahli,” kata Aan.
Setelah seluruh bukti terkumpul, barulah polisi membuat kesimpulan akhir. “Kalau memang layak untuk dinaikkan ke penyidikan, kami akan tingkatkan dari penyelidikan ini ke penyidikan,” kata Aan. “Kami akan menentukan tersangka."
Akibat kecelakaan ini sebelas orang meninggal dunia . Sepuluh orang merupakan penumpang dan satu lainnya warga Subang yang tertabrak bus. Selain itu, 12 orang luka berat dan harus mendapat perawatan di rumah sakit.
Pilihan Editor: Orang Tua Siswa SMK Lingga Kencana Rasakan Firasat tidak Enak saat Lihat Kondisi Bus