Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Sandiaga Uno Sebut Larangan Study Tour akan Berdampak pada Target Pergerakan 1,5 Miliar Wisnus

Menurut Sandiaga Uno, masalah utama dari insiden study tour ini adalah pemilihan moda transportasi dan SDM yang terlibat di dalamnya.

21 Mei 2024 | 05.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Konduktor memimpin ensembel angklung yang dimainkan wisatawan dan para pelajar yang tengah studi wisata di ampiteater Saung Angklung Udjo di Bandung, Jawa Barat, Senin, 23 Mei 2022. Wisatawan sudah bisa kembali menyaksikan pertunjukan angklung dan atraksi seni tradisi di ampiteater saung angklung. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah daerah melarang sekolah melakukan kegiatan study tour ke luar kota. Salah satu alasannya adalah untuk mencegah kejadian nahas seperti yang menimpa rombongan SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat, di Ciater yang merenggut 11 nyawa siswa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyayangkan pelarangan tersebut. Menurut dia, pelarangan tersebut akan berdampak terhadap industri pariwisata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dampaknya sedang kami kaji. Tapi kalau pelarangannya meluas, tentu target 1,5 miliar pergerakan wisatawan Nusantara (Wisnus) akan sulit tercapai," kata dia, dalam Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU) secara daring pada Senin, 20 Mei 2024. 

Transportasi dan SDM Prima 

Sandi mengatakan bahwa keselamatan para siswa menjadi prioritas. Karena itu, insiden kecelakaan bus pariwisata tidak boleh terjadi lagi. Namun, kata dia, pelarangan bukanlah solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya kekhawatiran terhadap study tour

Menurut dia, masalah utama dari insiden study tour ini adalah pemilihan moda transportasi dan sumber daya manusia (SDM) yang terlibat di dalamnya. Karena itu, langkah pengamanan jangka pendek idealnya adalah pemilihan transportasi dan SDM yang prima, bukan pelarangan. 

"Kalau sudah prima, saya minta study tour ini dijalankan kembali karena bukan hanya berdampak pada eksosistem pariwisata kita tapi juga pengalaman bagi peserta didik untuk mendapatkan ilmu dari luar ruang sekolah," kata dia. 

Menurut dia, banyak experiential learning yang didapat siswa dari study tour. Sanyak sekolah dari luar negeri yang mengadakan study tour ke Indonesia untuk mendapatkan pengalaman itu.

"Alangkah ironisnya jika kita melarang pelajar kita untuk berkegiatan study tour, padahal yang bermasalah adalah transportasinya dan SDM yang mengendalikannya. Ibaratnya kita gatal di kepala, tapi yang digaruk kaki," dia menambahkan. 

Sosialisasi Transportasi 

Sandi mengimbau agar sekolah yang akan melakukan study tour memilih moda transportasi yang andal dan lolos uji kelaikan sesuai aturan pemerintah. Selain itu, SDM yang terlibat termasuk supir, kernet, dan mekanik harus memiliki sertifikasi dan mengacu pada aturan. 

"Kami akan terus melakukan sosialisasi pengawasan dan pemilihan moda transportasi yang sudah lulus uji KIR dan kelaikan yang bisa diakses melaui Spionam," kata dia. "Mari kita perkuat sinergi dan kita pastikan kecelakaan ini tidak boleh terjadi lagi demi masa depan anak bangsa kita," kata dia. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus