Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Kemacetan Jakarta Turun, Pemprov DKI Klaim Tujuh Inovasi Ini

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan penurunan tingkat kemacetan di Jakarta saat ini karena tujuh inovasi.

17 Juni 2019 | 06.15 WIB

Warga dan kuli angkut menyeberang jalan di antara kendaraan bermotor yang terjebak kemacetan di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 15 Mei 2019. Kemacetan semakin bertambah seiring meningkatnya perdagangan di kawasan ini. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Perbesar
Warga dan kuli angkut menyeberang jalan di antara kendaraan bermotor yang terjebak kemacetan di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 15 Mei 2019. Kemacetan semakin bertambah seiring meningkatnya perdagangan di kawasan ini. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan penurunan tingkat kemacetan di Jakarta saat ini karena tujuh inovasi. Pemprov DKI telah melakukannya sejak 2017 hingga saat ini.

Baca: Dikasihani Karena Kemacetan Parah, Wali Kota Bekasi: Saya Bangga 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sebelumnya, hasil survei TomTom Traffic Index, lembaga pengukur tingkat kepadatan kendaraan di kota-kota dunia, menyatakan tingkat kemacetan di Jakarta pada 2017- 2018 menurun sebanyak delapan persen. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hasil survei TomTom tersebut berdasarkan perkembangan pembangunan di bidang transportasi oleh pak Gubernur," ujar Sigit saat dihubungi Tempo, Ahad, 16 Juni 2019. 

Tujuh cara yang Pemprov DKI lakukan itu adalah: 

1. Beroperasinya beberapa underpass dan flyover yang dibangun, seperti misalnya underpass Matraman Matraman dan underpass Kuningan. 

2. Penutupan perlintasan sebidang Kereta Api, seperti misalnya di Tanjung Barat dan Pasar Gaplok, Senen. 

3. Kebijakan ganjil genap yang diperluas area dan diperpanjang waktunya

4. Redesign Jalan Thamrin dan Sudirman sehingga semakin lebar tanpa adanya jalur lambat. 

5. Adanya program Jak Lingko yang merangkul angkutan umum dalam manajemen Dishub DKI, sehingga angkot tidak ngetem sembarangan karena sdh mengacu pada sistem Rupiah per kilometer. 

6. Membuka rute-rute baru untuk area layanan Transjakarta 

7. Menugaskan Transjakarta untuk terintegrasi dengan angkutan perkotaan dan mewadahi program Jak Lingko. Ke depannya Transjakarta juga akan terintegrasi dgn MRT dan LRT. 

Pemprov DKI bersama stakeholder terkait, seperti BPTJ dan Dishub di kawasan Bodetabek bersama-sama mengembangkan transportasi dari dan ke daerah pemukiman ke kota serta ke bandara.

Sigit mengatakan pada tahun 2018 - 2019 Pemprov DKI juga telah memiliki moda transportasi baru, yakni MRT dan LRT yang akan segera beroperasi. Sehingga, ia berharap pada survei TomTom tahun 2019 nanti, penurunan angka kemacetan itu akan semakin besar. "Apa lagi integrasi angkutan umum dalam program Jak Lingko bersama Transjakarta sudah berjalan," ujar Sigit.

TomTom Traffic Index menjelaskan pada tahun 2018 tingkat kemacetan di Jakarta menurun hingga delapan persen. Penurunan index itu membuat Jakarta berada di posisi ketujuh sebagai kota termacet di dunia, turunn dari posisi keempat. 

Angka delapan persen itu juga menjadikan Jakarta sebagai kota dengan tingkat penurunan macet paling besar di dunia. "Level kemacetan turun dari 61 persen pada 2017 menjadi 53 persen pada 2018," bunyi pengumuman di laman TomTom.com pada Ahad pagi, 16 Juni 2019. 

Baca: Tingkat Kemacetan Jakarta Disebut Menurun, Begini Datanya

Dari data yang dipaparkan laman tersebut, pada tahun 2018 kota Jakarta mengalami kemacetan terparah pada 15 Februari 2018 dengan tingkat kemacetan mencapai 95 persen. Kemacetan saat itu disebabkan banjir yang mengepung Ibukota. 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus