Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga calon gubernur Jakarta mengajukan berbagai janji solusi mengatasi kemacetan yang semakin parah. Berdasarkan Tomtom Traffics Index, Jakarta menduduki peringkat ke-29 kota termacet di dunia. Warga harus menggunakan 53 persen waktu mereka lebih lama untuk melakukan perjalanan dibandingkan waktu normal.
Jumlah kendaraan bermotor di Jakarta melonjak 24,3 persen dibandingkan tahun 2017 dan total jumlah kendaraan mencapai 21,9 juta berdasarkan data dari Korlantas Polri dan Dinas Perhubungan.
Ketiga calon gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta menyampaikan sejumlah program unggulan untuk mengatasi macet di Jakarta, mulai dari menggilirkan kerja dari rumah (work from home/WFH), optimalisasi manajemen transportasi hingga menggratiskan layanan MRT dan LRT.
Calon gubernur nomor urut 1 Ridwan Kamil menyebut ada dua upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi macet, yaitu menggencarkan penggunaan MRT, Transjakarta, LRT dan berinovasi membuat river way atau perahu melintasi 13 sungai di Jakarta.
Ridwan Kamil juga akan mengurangi pergerakan dengan menggilirkan sistem kerja work from home (WFH) di sejumlah industri yang ada di Jakarta.
"Kita pergilirkan WFH, misal, Senin industri media, Selasa industri hukum dan seterusnya sehingga mengurangi pergerakan dan insya Allah mengurangi kemacetan, " katanya dalam debat perdana Pilkada DKI Jakarta, Minggu malam, 6 Oktober 2024.
Selain itu, Ridwan Kamil juga akan membangun pusat-pusat pertumbuhan sehingga warga bisa bekerja dekat dari tempat tinggal mereka.
"Membangun CBD (central business district) di Ancol, PIK, Meruya, Kelapa Gading, TB Simatupang sehingga orang (Jakarta) selatan tinggalnya di selatan kerja di selatan, nge-malnya juga di selatan dan begitu seterusnya, " ucapnya.
Calon gubernur Dharma Pongrekun bakal mengatasi kemacetan di Jakarta dengan melakukan perbaikan manajemen transportasi umum agar lebih optimal dan efisien. Ia juga menekankan perlu ditanamkan budaya antre kepada anak-anak.
“Masukkan ke kurikulum supaya budaya antre ini ada di dalam anak kita,” katanya.
Dharma menilai tidak perlu terburu-buru menambah jumlah armada transportasi publik yang belum tentu menjadi solusi terbaik dalam mengatasi kemacetan.
"Jika sudah diperbaiki manajemen baru dilakukan evaluasi sehingga dapat diketahui faktor apa saja yang menyebabkan persoalan ini. Jangan mengeluarkan anggaran tapi belum tahu faktor mana yang menjadi penyebab kemacetan," kata Dharma.
Sedangkan calon gubernur nomor urut 3 Pramono Anung ingin membebaskan 15 golongan yang sekarang ini sudah naik Transjakarta gratis, agar juga gratis naik MRT, LRT. Adapun dari 15 golongan ini antara lain ASN di Pemprov DKI, pemilik Kartu Jakarta Pintar, penghuni rumah susun sederhana sewa (rusunawa), tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mantan Sekretaris Kabinet itu juga menilai perlu ada angkutan Transjabodetabek untuk bisa mengurai macet di Jakarta. Terlebih, Jakarta ke depan masuk dalam kawasan aglomerasi Jabodetabekjur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Transjakarta tidak cukup untuk mengatasi persoalan macet di Jakarta. Aglomerasi telah ada maka yang harus dilakukan adalah Transjabodetabek," ujarnya.
Pilihan Editor OJK: Masyarakat Makin Gandrung Belanja dengan Skema Beli Dulu Bayar Belakangan