Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kenali 6 Penyebab Batuk Berdahak pada Bayi

Ketika terkena batuk berdahak, bayi dapat mengalami sakit tenggorokan, tidak nafsu makan, terbangun di malam hari, hingga membuatnya lebih rewel

7 Agustus 2019 | 19.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebab batuk berdahak pada bayi umumnya disebabkan oleh infeksi virus ataupun bakteri. Ketika terkena batuk berdahak, bayi dapat mengalami sakit tenggorokan, tidak nafsu makan, terbangun di malam hari, hingga membuatnya lebih rewel. Sebab itu, untuk mengatasi hal tersebut, Anda harus mengetahui terlebih dahulu penyebab batuk berdahak pada bayi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Batuk berdahak adalah batuk yang menghasilkan lendir atau dahak. Kondisi ini menunjukkan adanya lebih banyak lendir yang terbentuk di saluran pernapasan bayi. Pada batuk berdahak, dahak terasa di bagian belakang tenggorokan atau dada.

Berikut ini beberapa penyebab batuk berdahak pada bayi.

1. Virus flu atau pilek
Batuk berdahak pada bayi paling sering disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang menyebabkan flu atau pilek. Pada kondisi ini, bayi dapat merasakan gejala, seperti batuk berdahak, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, sakit otot, tidak selera makan, dan demam ringan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mengatasinya, berikan bayi banyak cairan seperti ASI (jika masih menyusu) atau air putih agar sistem kekebalan tubuhnya mampu melawan infeksi yang ada. Selain itu, gunakan bahan atau alat, seperti madu, vaporizer, atau humidifier untuk menenangkan tenggorokan bayi yang sakit. Buat bayi banyak beristirahat agar batuk berdahaknya bisa segera sembuh.

2. Asma
Asma jarang terjadi pada bayi di bawah usia 2 tahun, kecuali jika terdapat riwayat keluarga yang memiliki asma. Penyempitan saluran pernapasan yang terjadi pada asma, dapat menyebabkan gejala, seperti mengi, batuk berdahak, hidung tersumbat, dan mata yang terasa gatal serta berair. Namun, jika bayi belum mendapat diagnosis asma dari dokter maka kondisi tersebut juga bisa disebut penyakit saluran udara reaktif.

Untuk mengatasi kondisi ini, segera bawa bayi Anda ke dokter. Dokter biasanya akan menggunakan obat asma untuk gejala yang dirasakan bayi Anda, terutama mengi dan batuk. Dokter mungkin akan meresepkan obat asma cair atau yang dihirup, untuk membuka saluran pernapasan bayi Anda. Selain itu, Anda juga harus memerhatikan laju pernapasan bayi Anda karena dikhawatirkan mengalami sesak napas.

3. Batuk rejan
Batuk rejan merupakan infeksi bakteri yang membuat paru-paru dan saluran pernapasan meradang. Batuk ini juga bisa menginfeksi batang tenggorokan sehingga menyebabkan batuk hebat dan terus menerus. Bayi yang mengalami batuk rejan akan merasakan gejala, seperti pilek, batuk berdahak, bersin, demam, batuk selama 20-30 detik tanpa henti, dan mungkin memuntahkan dahak yang kental.

Untuk menangani bayi yang mengalami batuk rejan, Anda harus membawa mereka ke dokter. Penyakit ini dapat menjadi sangat berbahaya bagi bayi di bawah usia 1 tahun karena menyebabkan komplikasi yang berujung pada kematian.

4. Menghirup sesuatu
Bayi
yang menghirup sesuatu, seperti asap rokok, udara kotor, bahan kimia, ataupun iritan lainnya, bisa menyebabkan bayi mengalami batuk berdahak. Hal tersebut dapat mengganggu saluran pernapasan bayi hingga menimbulkan dahak yang berlebih. Bukan hanya itu, gejala lain yang mungkin terjadi, yaitu batuk terus menerus, sesak napas, atau kulit yang pucat.

Dalam mengatasi kondisi ini, sebaiknya jauhkan bayi dari hal yang dapat memperparah batuknya, baik asap rokok maupun polusi udara. Berilah ASI sesering mungkin agar tenggorokannya terasa nyaman dan memperkuat sistem kekebalan tubuhnya. Sementara, jika bayi Anda berusia lebih dari 1 tahun, maka Anda dapat memberinya ½ sdt madu sebelum tidur untuk menenangkan tenggorokannya.

5. Bronkiolitis
Bronkiolitis menyebabkan bayi mengalami batuk berdahak. Penyakit ini biasanya muncul setelah flu biasa. Sebagian besar kasus bronkiolitis pada bayi di bawah usia 1 tahun disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV). Bronkiolitis umumnya terjadi ketika udara dingin, dan disertai dengan gejala, seperti demam ringan dan hilang nafsu makan.

Untuk mengatasi bronkiolitis, Anda dapat memberi bayi banyak cairan seperti ASI dan menyalakan humidifier. Selain itu, bayi perlu lebih banyak beristirahat agar keadaannya segera membaik. Jika mengalami kesulitan bernapas, segera bawa bayi ke dokter. Selain bronkiolitis, bronkitis (peradangan pada tabung bronkial) juga dapat menyebabkan batuk berdahak.

6. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang berbahaya bagi bayi. Penyakit ini disebabkan oleh virus ataupun bakteri layaknya flu biasa. Bayi yang mengalami kondisi ini dapat mengalami gejala, yaitu batuk terus menerus, kelelahan, dan batuk berdahak yang berwarna hijau atau kuning. Selain itu, bayi juga bisa mengalami demam, mulai dari ringan hingga berat.

Cara mengatasi pneumonia tergantung pada penyebabnya, yaitu virus atau bakteri. Oleh sebab itu, jika muncul gejalanya pada bayi Anda, segera periksakan mereka ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan menentukan penanganannya. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri biasanya lebih berbahaya.

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus