Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Minat Besar terhadap Platov

Cukup banyak buku yang mengulas Presiden Rusia Vladimir Putin. Memiliki pengaruh sangat besar dalam politik luar negeri Rusia.

28 Mei 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat pertemuan puncak Amerika Serikat-Rusia di Villa La Grange di Jenewa, Swiss 16 Juni 2021. REUTERS via Sputnik/Mikhail Metzel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Kepribadian Vladimir Putin menarik minat para penulis untuk melacak riwayatnya.

  • Keterlibatannya dalam aktivitas gelap di KGB dan penentang Barat membuat profilnya menjadi misterius.

  • Presiden paling berpengaruh dalam politik luar negeri Rusia modern.

TIDAK ada data pasti sudah berapa banyak buku yang ditulis tentang Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam lima tahun terakhir, menurut hasil pencarian di mesin pencari buku online berbasis di Inggris, Bookdepository, setidaknya ada 45 buku tentang mantan agen badan intelijen Rusia (KGB) itu.

Menurut media Russia Beyond, nama alias Putin semasa di sekolah intelijen adalah Platov. Ihwal banyaknya buku tentang Putin tidak terlalu mengherankan. "Kepribadian Vladimir Putin menimbulkan minat besar komunitas internasional. Beliau adalah pemimpin yang kuat dan berwibawa yang faktanya mengembalikan kejayaan Rusia," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, Kamis, 26 Mei lalu.

Pengajar studi Eropa Timur di Universitas Airlangga, Radityo Dharmaputra, punya pandangan senada. "Banyak buku soal Putin karena dia memang memiliki pengaruh sangat besar dalam politik domestik dan luar negeri Rusia. Dan dia mungkin diktator terakhir di Eropa," tutur pria yang sedang menempuh studi doktoral di Estonia tersebut, Kamis, 26 Mei lalu.

Diktator lain adalah Alexander Lukashenko dari Belarus. Lukashenko menjadi presiden sejak negara itu berdiri pada 20 Juli 1994. Ia enam kali memenangi pemilihan umum sejak 1994. Putin menjadi presiden empat periode dan menjabat perdana menteri selama empat tahun. "Dia membawa Rusia dari posisi marginal di masa (Boris) Yeltsin kembali ke posisi penting saat ini, terlepas dari caranya yang dinilai brutal," ucap Radityo. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menghadiri pertemuan di Sochi, Rusia 23 Mei 2022. REUTERS via Sputnik/Ramil Sitdikov/Kremlin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepribadian Putin sangat berpengaruh pada politik luar negeri Rusia. "Sebetulnya di masa periode pertama kepemimpinannya (2000-2008) dia justru sangat pragmatis, mendekat ke Amerika Serikat dan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara). Hanya, kecenderungan personalnya yang mantan KGB serta menganggap bahwa kepemimpinan lemah dan kompromistis adalah sumber masalah menyebabkan dia punya visi Rusia sebagai bangsa besar dan tidak mau dipermalukan oleh negara lain," Radityo menambahkan. 

Dalam sejumlah buku tentang Putin, yang disorot memang bukan hanya kebijakan politik luar negerinya yang kerap berseberangan dengan negara Barat. Menurut Radityo, sikap ini antara lain dipicu oleh politik negara Barat yang mendorong demokratisasi. Hal itu membuat Putin khawatir. Pemicu lain adalah serangan militer Barat ke negara lain untuk mengganti pemerintahan. "Dia makin ketakutan dan paranoid dengan Barat sesudah negara-negara Eropa Timur meminta bergabung ke NATO," katanya.

Selain membahas politik luar negeri, banyak buku yang menyoroti keterlibatannya dalam aktivitas gelap. Dalam buku Putin's People: How the KGB Took Back Russia and Then Took On the West, Catherine Belton juga menyoroti sepak terjang Putin semasa menjadi agen KGB di Dresden, Jerman Timur, dan dugaan kerja samanya dengan organisasi kriminal saat bertugas di pemerintahan Leningrad.

Heidi Blake, dalam buku From Russia with Blood: Putin's Ruthless Killing Campaign and Secret War on the West, mengungkap pembunuhan sejumlah orang kaya Rusia serta eks mata-mata Rusia yang membelot ke Barat, seperti Alexander Litvinenko dan Sergei Skripal. Sejumlah bukti dalam kasus pembunuhan itu mengarah ke Moskow.

Ihwal sisi negatif Vladimir Putin dalam sejumlah buku, Lyudmila Vorobieva menuturkan, hal itu bisa menimbulkan minat dan memfasilitasi naiknya popularitas Presiden Rusia tersebut. "Pada saat yang sama, buku-buku tersebut dapat dipandang seperti hoaks dan bagian kampanye informasi melawan Rusia. Kami melihat selalu ada upaya untuk mendiskreditkan dan tentu kami tidak mendukung itu," ujarnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Abdul Manan

Abdul Manan

Meliput isu-isu internasional. Meraih Penghargaan Karya Jurnalistik 2009 Dewan Pers-UNESCO kategori Kebebasan Pers, lalu Anugerah Swara Sarasvati Award 2010, mengikuti Kassel Summer School 2010 di Jerman dan International Visitor Leadership Program (IVLP) Amerika Serikat 2015. Lulusan jurnalisme dari kampus Stikosa-AWS Surabaya ini menjabat Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen Indonesia 2017-2021.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus