Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pelayanan PAM Jaya Syahrul Hasan mengatakan akan melakukan hitung mundur atau soft launching menjelang selesainya kerja sama dengan Aetra dan Palyja. Kerja sama dengan mitra swasta Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya itu akan berakhir pada Januari 2023.
Syahrul mengatakan berakhirnya kerja sama dengan PT Aetra dan Palyja itu tertuang dalam perjanjian yang diteken pada 6 Juni 1997. Dengan berakhirnya kontrak kerja itu, PAM Jaya bakal mengelola sistem air minum di Jakarta mulai 1 Februari 2023.
"Soft launching atau countdown itu agar publik mengetahui PAM Jaya mulai 1 Februari 2023 akan mengelola langsung pengelolaan air di Jakarta," kata Syahrul di Jakarta, Minggu 30 Januari 2022.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta itu kini bersiap mengambil alih konsesi yang berlangsung selama 25 tahun itu dari mitra swastanya. Dari peran sebagai pengawas, nanti PAM Jaya akan memegang kendali penuh atas pengelolaan air minum di Jakarta, mulai dari operasional, investasi, SDM hingga seluruh aset Instalasi Pengolahan Air.
"Eskalasinya selama setahun ke depan akan naik," kata Syahrul. "Selama lima tahun terakhir mitra minim investasi sehingga kami langsung mendapat penugasan dari Pemprov DKI."
Pengelolaan penuh air minum Ibu Kota oleh PAM Jaya ini bertujuan mencegah penurunan tanah di Jakarta. Ekstraksi air tanah di Jakarta dianggap sudah berlebihan sehingga harus dibatasi dengan pipanisasi air.
Dalam masa transisi selama setahun ini, PAM Jaya akan merekrut konsultan dalam pengambilalihan seluruh aset kedua mitranya, Aetra dan Palyja.
Baca juga: PAM Jaya Butuh Rp32 Triliun Buat Penuhi Layanan Penyediaan Air pada 2030
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini