Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kronologi Bocah di Bekasi Mati Batang Otak Terkuak, Diduga Malpraktik Rumah Sakit

Kronologi bocah di Bekasi mati batang otak diduga menjadi korban malpraktik Rumah Sakit Kartika Husada Kota Bekasi.

4 Oktober 2023 | 16.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Alvaro, 7 tahun, diduga menjadi korban malpraktik di Rumah Sakit Kartika Husada, Kota Bekasi. Sebelumnya, korban sempat menjalani operasi amandel di rumah sakit tersebut. Namun, pasca operasi kondisinya justru kritis hingga tidak sadarkan diri. Korban pun didiagnosa mengalami mati batang otak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah koma selama 13 hari, Alvaro meninggal pada Senin, 2 Oktober 2023, di rumah sakit tersebut. Ayah korban, Albert Francis, 38 tahun, menyatakan belum mendapat kejelasan tentang penyebab anaknya mati batang otak usai operasi amandel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tidak ada penjelasan medis secara pasti, yang ada hanya dijelaskan ini adalah risiko operasi," kata Albert saat ditemui wartawan di RS Kartika Husada, Senin malam, 2 Oktober 2023


Kronologi Bocah Mati Batang Otak Diduga Karena Malpraktik


Ayah Alvaro, Albert Francis menceritakan kronologi kematian anaknya yang diduga karena malpraktik. Ia menjelaskan, kasus tersebut berawal ketika dua anaknya, J, 9 tahun dan Alvaro, 7 tahun menderita sakit tenggorokan dan telinga. Setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata kedua anak tersebut harus menjalani pengangkatan amandel.

Kedua anak itu pun dirujuk dari puskesmas ke Rumah Sakit Kartika Husada untuk menjalani operasi pengangkatan amandel. Pada 19 September 2023, Alvaro dan J sama-sama menjalani operasi amandel. Namun, J, kondisinya sudah pulih lebih dulu pascaoperasi. 

Alvaro, yang merupakan pasien BPJS di rumah sakit tersebut ditangani oleh empat dokter sekaligus. "Ada (dokter) anestesi, THT, syaraf, dokter anak, di meja operasi dua, di meja operasi spesialis THT dan anestesi yang benar-benar bekerja di situ," ujar Albert.

Albert juga menjelaskan, saat anaknya dioperasi, sang istri diberikan sebuah form yang harus ditandatangani. Dalam keadaan kalut, form tersebut pun langsung ditandatangani. 

"Waktu operasi yang mendampingi itu istri saya, dia disodorkan form yang harus ditandatangani, entah persetujuan atau apa, karena pada saat itu kalut, jadi, langsung ditandatangani," ujar Albert kepada wartawan, Senin, 2 Oktober 2023.

Albert kemudian mendapat kabar dari dokter bahwa operasi yang dijalani Alvaro berjalan lancar. Namun, beberapa saat kemudian, Alvaro tiba-tiba mengalami sulit bernapas. Bahkan pascaoperasi kondisi Alvaro justru kritis hingga tidak sadarkan diri. 

Pihak dokter kemudian melakukan resusitasi jantung dan memasang ventilator kepada Alvaro. Beberapa waktu kemudian, dokter mendiagnosis bocah kelas dua SD itu mengalami mati batang otak. Alvaro lalu koma selama 13 hari hingga dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit tersebut pada Senin malam pukul 18.45.


80 Rumah Sakit Menolak Jadi Rujukan

Komisaris sekaligus pemilik Rumah Sakit Kartika Husada Jatiasih, Nidya Kartika, mengutarakan bahwa pihaknya telah berusaha untuk mencari lebih dari 80 rumah sakit rujukan di Jabodetabek untuk Alvaro setelah kondisinya memburuk pascaoperasi. Tak hanya itu, RS Kartika Husada juga menyiapkan fasilitas penunjang guna meminimalisasi risiko saat proses pemindahan. Sayangnya, banyak rumah sakit yang menolak jadi rujukan. 

Menurut Nidya, pihak rumah sakit sudah berusaha semaksimal mungkin dalam proses penyembuhan Alvaro. "Kami sudah mengupayakan usaha rujukan dan terus berkoordinasi dengan RS lain dengan tetap mempertimbangkan kondisi pasien dan kami bersama tim perawat juga terus berupaya maksimal dengan berkoordinasi dengan keluarga, demi kesembuhan adik BA," ujarnya.

Suasana RS Kartika Husada, Jatiasih, Bekasi, Senin malam, 2 Oktober 2023. Tempo/Adi Warsono

Meski begitu, pihak RS pada akhirnya sempat mendapat rumah sakit lain yang bersedia jadi rujukan. Namun, kondisi Alvaro pada Senin, 2 Oktober 2023 makin memburuk.

"Usaha mencari rujukan sudah mendapat titik terang itu di hari Senin, akomodasi sudah standby, konsultasi dengan konsultan medis sudah terjadwal, tetapi kondisi adik BA semakin menurun dan semakin jauh dari harapan. Pada Senin kemarin adik BA tidak bisa bertahan," ujar Nidya.

Atas peristiwa bocah mati batang otak karena dugaan malpraktik di Bekasi itu, orang tua Alvaro melaporkan sejumlah dokter rumah sakit tersebut ke pihak kepolisian pada 29 September 2023 lalu. Albert pun berharap kasus Alvaro tidak terulang di kemudian hari dan bisa menjadi pembelajaran bagi rumah sakit hingga para orang tua. 

Pengacara keluarga, Cahaya Christmanto Anak Ampun mengatakan telah melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya. "Anak ini ada yang mengalami yang kami duga gagal penindakan yang bisa kita anggap itu malpraktik ataupun kelalaian ataupun kealpaan," ujar Christmanto.

Total ada 8 orang yang dilaporkan, di antaranya direktur rumah sakit hingga dokter yang menangani korban.

"Laporan kami sebenarnya ada tiga UU terkait yang kami laporkan. Pertama, tentang UU Kesehatan, kedua, itu tentang UU Perlindungan Konsumen, yang ketiga itu, UU KUHP yang lama Pasal 359, 360, 361," kata Christmanto.


RIZKI DEWI AYU | ADI WARSONO 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus