Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Liputan laporan tempo

Laporan utama membahas masalah pungli. sejumlah wartawan diturunkan ke lapangan. wajah pelabuhan terutama tanjung priok menjelang 1 oktober (bebas pungli). polemik wajah peradilan ditulis h. musawa.

1 Januari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HANYA kurang-lebih 7 tahun sebelum Polandia jadi komunis, di Warsawa terbit sebuah buku. Judulnya Tak Terpuaskan. Penulisnya adalah Stanislaw Ignacy Witkiewicz. Novel ini mengisahkan kehidupan di Polandia disuatu masa yang tak jelas, yang penuh dengan kekalutan dan kemerosotan. Akibatnya, tokoh-tokoh novel ini tak berbahagia. Mereka tak punya keyakinan. Mereka juga tak merasakan kerja mereka mempunyai makna. Hidup rasanya tak bertujuan, dan sekitar rasanya sedang membusuk, ambruk. Padahal, di saat itu, satu pasukan dari arah Timur - pasukan Sino-Mongolia sedang mengancam di perbatasan. Kekuatan Sino-Mongolia ini telah menguasai seluruh wilayah yang membentang dari Lautan Teduh hingga Baltik. Polandia tinggal menunggu waktu. Dalam keadaan tanpa harapan itu, demikian diceritakan oleh Witkiewicz, tiba-tiba di jalanan muncullah para penjaja menawarkan "tablet Murti-Bing". Murti-Bing adalah nama seorang filosof Mongolia yang berhasil menciptakan obat yang bisa memberi "filsafat hidup". Adapun "filsafat hidup" Murti-Bing yang dimasukkan ke dalam tablet itu terbukti dapat memperkuat pasukan Sino-Mongolia. Sebab orang yang menelan tablet tersebut dengan segera berubah. Ia jadi tenang dan bahagia. Problem-problem yang dihadapinya selama ini jadi terasa enteng. Ia bisa hidup di antara orang-orang setanah airnya bagaikan orang sehat di tengah khalayak yang edan. Tak heran, kian banyak orang Polandia yang menelan pil mujarab tadi. Dan mereka tak lagi menganggap datangnya pasukan Sino-Mongolia sebagai tragedi bagi peradaban mereka sendiri. Dengan segera, pasukan Sino-Mongolia pun datang, dan menang. Dan suatu "masyarakat baru" diperkenalkan ke seluruh negeri. Para tokoh novel ini pun berubah, kini mengabdi kepada "masyarakat baru" itu - dan tak lagrmerasakan keadaan"tak terpuaskan" dalam mencari jawab persoalan-persoalan falsafah . . . Dengan mudah dapat diterka, bahwa tablet Murti-Bing yang disebut Witkiewicz adalah ideologi Marxis-Leninis. Witkiewicz sendiri bukannya propagandis "filsafat hidup" ini. Sebagaimana dikisahkan Czeslaw Milosz dalam The Captive Mind, Witkiewicz bunuhdiri waktu mendengar kabar bahwa Tentara Merah menyeberangi perbatasan timur Polandia. Ia terang bukan seorang yang ingin hidup dengan fikiran yang diatur oleh kekuasaan. Tapi ia nampaknya memahami: di suatu masyarakat yang tanpa inspirasi, di suatu negeri yang tanpa perasaan satu tujuan dan satu semangat, "tablet Murti-Bing" gampang laku.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus