HANYA kurang-lebih 7 tahun sebelum Polandia jadi komunis, di
Warsawa terbit sebuah buku. Judulnya Tak Terpuaskan. Penulisnya
adalah Stanislaw Ignacy Witkiewicz.
Novel ini mengisahkan kehidupan di Polandia disuatu masa yang
tak jelas, yang penuh dengan kekalutan dan kemerosotan.
Akibatnya, tokoh-tokoh novel ini tak berbahagia. Mereka tak
punya keyakinan. Mereka juga tak merasakan kerja mereka
mempunyai makna. Hidup rasanya tak bertujuan, dan sekitar
rasanya sedang membusuk, ambruk.
Padahal, di saat itu, satu pasukan dari arah Timur - pasukan
Sino-Mongolia sedang mengancam di perbatasan. Kekuatan
Sino-Mongolia ini telah menguasai seluruh wilayah yang
membentang dari Lautan Teduh hingga Baltik. Polandia tinggal
menunggu waktu.
Dalam keadaan tanpa harapan itu, demikian diceritakan oleh
Witkiewicz, tiba-tiba di jalanan muncullah para penjaja
menawarkan "tablet Murti-Bing". Murti-Bing adalah nama seorang
filosof Mongolia yang berhasil menciptakan obat yang bisa
memberi "filsafat hidup". Adapun "filsafat hidup" Murti-Bing
yang dimasukkan ke dalam tablet itu terbukti dapat memperkuat
pasukan Sino-Mongolia. Sebab orang yang menelan tablet tersebut
dengan segera berubah. Ia jadi tenang dan bahagia.
Problem-problem yang dihadapinya selama ini jadi terasa enteng.
Ia bisa hidup di antara orang-orang setanah airnya bagaikan
orang sehat di tengah khalayak yang edan. Tak heran, kian banyak
orang Polandia yang menelan pil mujarab tadi. Dan mereka tak
lagi menganggap datangnya pasukan Sino-Mongolia sebagai tragedi
bagi peradaban mereka sendiri.
Dengan segera, pasukan Sino-Mongolia pun datang, dan menang. Dan
suatu "masyarakat baru" diperkenalkan ke seluruh negeri. Para
tokoh novel ini pun berubah, kini mengabdi kepada "masyarakat
baru" itu - dan tak lagrmerasakan keadaan"tak terpuaskan" dalam
mencari jawab persoalan-persoalan falsafah . . .
Dengan mudah dapat diterka, bahwa tablet Murti-Bing yang disebut
Witkiewicz adalah ideologi Marxis-Leninis. Witkiewicz sendiri
bukannya propagandis "filsafat hidup" ini. Sebagaimana
dikisahkan Czeslaw Milosz dalam The Captive Mind, Witkiewicz
bunuhdiri waktu mendengar kabar bahwa Tentara Merah menyeberangi
perbatasan timur Polandia.
Ia terang bukan seorang yang ingin hidup dengan fikiran yang
diatur oleh kekuasaan. Tapi ia nampaknya memahami: di suatu
masyarakat yang tanpa inspirasi, di suatu negeri yang tanpa
perasaan satu tujuan dan satu semangat, "tablet Murti-Bing"
gampang laku.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini