Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Membantu Peserta Umrah Berangkat Mandiri

Peserta umrah ala backpacker kesulitan mendapat visa. Tak semua agen travel mau menerbitkannya untuk perseorangan.

7 Mei 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Umat muslim melakukan thawaf saat umrah di Masjidil Haram, Mekah, Saudi Arabia. Kementerian Kebudayaan dan Informatika Arab Saudi via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Jumlah peminat umrah mandiri selalu meningkat dari tahun ke tahun.

  • Selain murni mandiri, kini muncul umrah ala backpacker yang dikelola secara profesional.

  • Mereka juga membantu peserta umrah mandiri untuk mendapatkan visa.

Berawal mencari teman untuk umrah bareng pada 2015, Julia Wingantini melahirkan komunitas umrah secara mandiri, yang telah menjelma menjadi penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU). Di bawah payung usaha berbentuk perseroan terbatas berbasis di Jakarta, Julia mencanangkan Umroh Bareng Yuk!. Di media sosial program itu, ada beragam paket umrah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menawarkan umrah bareng dengan biaya jauh lebih murah daripada biro perjalanan pada umumnya. Baru-baru ini, ia mencoba sistem umrah ala backpacker dengan hotel untuk menyimpan koper saja. Paket yang terbagi menjadi dua untuk ikhwan dan akhwat ini dikenai harga Rp 28 juta untuk 30 hari. Bahkan ada paket umrah plus Turki selama 30 hari hanya seharga Rp 32,9 juta. Padahal, dengan harga yang sama, paket di biro travel umrah hanya untuk sembilan hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu faktor yang membuat harganya terjangkau adalah ketiadaan agen. "Harganya sudah net. Benar-benar enggak ada agen," kata Julia kepada Tempo, Sabtu, 6 Mei 2023.

Awalnya, Julia, yang punya hobi traveling ala backpacker, ingin umrah bersama keluarganya. Namun paket umrah yang ditawarkan biro perjalanan saat itu cukup mahal. Harganya bisa lebih dari Rp 30 juta per orang. "Padahal, kalau bawa anak, misalnya enggak pakai paket makan, jauh lebih murah. Tiket pesawat banyak yang promo," ujarnya.

Ia lalu mencari informasi mengenai perjalanan umrah murah dari beberapa komunitas sampai akhirnya nekat membeli tiket pesawat yang sedang promo ke Jeddah. Normalnya, harga tiket pergi-pulang dari Jakarta adalah Rp 12-13 juta. Namun Julia membeli tiket dengan rute pergi-pulang Kuala Lumpur-Jeddah seharga Rp 6-7 juta.

Pendiri Umroh Bareng Yuk!, Julia Wingantini. Dok. Pribadi

Untuk komponen lainnya, seperti visa, hotel, transportasi, dan akomodasi selama di Arab Saudi, Julia memilih membeli land arrangement (LA) atau pengaturan perjalanan jemaah di biro travel. Karena hanya berlima, paket LA ini lebih mahal. Akhirnya, ia pun mencari teman barengan dan terkumpul 40 orang dalam satu rombongan.

Seiring waktu, anggota grup ini kian berkembang. Banyak yang tertarik oleh cara Julia berangkat umrah dengan biaya lebih terjangkau. Ia juga berupaya menekan kembali harga LA dengan mengaturnya sendiri, tak lagi membeli dari biro travel seperti sebelumnya. Dari sinilah akhirnya Julia menekuni bisnis perjalanan umrah dan mendaftarkannya sebagai perusahaan berizin.

Selain membuat paket sendiri, Julia menerima permintaan bagi orang-orang yang ingin menjadi backpacker sejati. Misalnya dengan menginformasikan hotel-hotel promo. Ia juga memberi masukan mengenai pilihan tanggal keberangkatan yang bisa menekan bujet serta membantu menerbitkan visa umrah perorangan. Tapi ada syaratnya, yaitu harus sudah mempunyai bukti penyewaan hotel secara online. "Karena itu juga risiko buat kami kalau anggota jemaah enggak kembali ke Indonesia. Perusahaan bisa kena denda," kata dia.

Dari paket-paket layanan itu, Julia hanya mengambil margin keuntungan seminimal mungkin, yakni Rp 1-1,5 juta per pax. Sejak awal, ketika mencoba perjalanan ibadah ke Tanah Suci secara mandiri, ia memang berniat membantu orang-orang untuk berangkat umrah. 

Julia menuturkan jumlah peminat umrah mandiri selalu meningkat dari tahun ke tahun. Terlebih, setelah masa pandemi, jumlah orang-orang yang ingin berangkat umrah bersama perusahaannya melonjak hingga 2-3 kali lipat.

Karena umrah bukanlah traveling biasa, Julia pun menyarankan agar orang yang baru pertama kali umrah tidak berangkat sendirian. Orang itu bisa mengikuti grup yang ada atau setidaknya, seperti yang dilakukan Julia, menyewa jasa muthowif (pendamping umrah). 

Pemilik Travelinkawan, Multin Silvya, menunaikan umrah secara mandiri, Maret 2023. Dok. Pribadi

Travelinkawan milik Multin Silvya juga membantu peminat umrah mandiri untuk mendapatkan visa. Layanan ini baru ia sediakan sebulan terakhir. Sebelumnya, Travelinkawan lebih banyak menyediakan paket open trip untuk pariwisata lokal.

Layanan visa umrah ini dibuka Silvya karena banyaknya permintaan dari orang-orang yang melihat kontennya di TikTok tentang umrah mandiri. Silvya melakukan perjalanan ke Tanah Suci tanpa agen travel. Ia merencanakan sendiri perjalanannya, dari tiket, transportasi, hingga akomodasi.

Salah satu kendala yang paling sulit bagi peserta umrah backpacker adalah mendapatkan visa karena harus melalui PPIU. Silvya sendiri mendapat visa umrah ini dari kenalannya yang memiliki usaha biro perjalanan di Aceh. Karena cukup besarnya animo masyarakat yang ingin mengikuti jejak Silvya, Travelinkawan pun menawarkan jasa pembuatan visa umrah.

Untuk mendapatkan visa umrah itu, Silvya tidak lagi mengajukan di tempat kenalannya. Kini ia bisa mengaksesnya langsung ke pemerintah Arab Saudi lewat kenalannya di sana. Di media sosial Travelinkawan, Silvya menawarkan biaya pembuatan visa umrah sebesar SR 350 atau sekitar Rp 1,4 juta. "Saya hanya ambil untung 10 persen karena ini hobi yang menghasilkan," ujarnya.

Selain menawarkan visa umrah, Travelinkawan melayani pembuatan visa ke Dubai dan Yordania. Dalam waktu dekat, Silvya menyatakan punya rencana untuk umrah mandiri lagi bersama teman-temannya serta mengajak sejumlah pemengaruh umrah bareng. Namun ia belum bisa memastikan kapan itu akan terealisasi karena butuh waktu untuk merancang perjalanannya. "Namanya traveling, risikonya banyak banget. Apalagi saya menjalankan sendiri, jadi harus matang."

FRISKI RIANA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Friski Riana

Friski Riana

Bergabung dengan Tempo sejak 2015 dan kini bertugas di Desk Jeda. Ia sehari-hari melakukan peliputan yang berkaitan dengan tren gaya hidup, kesehatan, dan hobi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus