Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Hari ini pada tanggal 15 Januari di Tahun 2004 TransJakarta diresmikan melalui oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso. TransJakarta merupakan suatu sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan.
Baca : 70 Bus Listrik Baru Terlambat Datang ke Jakarta, TransJakarta: Cina Lockdown
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adanya TransJakarta ini dapat mengatasi kemacetan di pusat pemerintahan ini. Sebenarnya, ide pembangunan proyek Bus Rapid Transit (BRT) ini sudah muncul sejak tahun 2001. Namun, realisasinya baru dapat dilakukan 3 tahun setelahnya.
Lika-liku Awal TransJakarta dan Tarif Perdana
Koridor Pertama
Dilansir dari laman resminya, TransJakarta koridor I rute Blok M-Kota sepanjang 12,9 kilometer pertama kali diluncurkan pada tanggal 15 Januari 2004. Koridor ini sekaligus menjadi koridor tertua yang dimiliki TransJakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Institute for Transportastion & Development Policy (ITDP) ditunjuk menjadi pihak yang mengiringi proses perencanaan proyek ini.
Saat itu, TransJakarta diklaim memiliki jalur lintasan terpanjang di dunia dengan 208 kilometer..Sistem BRT ini didesain berdasarkan sistem TransMilenio di Bogota, Kolombia.
Transjakarta sendiri resmi menjadi transportasi publik di DKI Jakarta sejak 1 Februari 2004. Pada saat itu, kehadiran bus ini menjadi solusi dan mengubah wajah transportasi umum di Ibu Kota.
Pengelola
Pada awal kemunculannya, bus Transjakarta dikelola oleh Badan Pengelola Transjakarta Busway. BP Transjakarta Busway merupakan badan non-struktural yang dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 110 Tahun 2003.
Pengelolaan bus Transjakarta berubah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta sejak 4 Mei 2006. UPT ini bernaung di bawah Dinas Perhubungan DKI Jakarta sesuai Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 48 Tahun 2006.
Pengelolaan bus Transjakarta kemudian diserahkan ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bernama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) pada 27 Maret 2014. Baca berita tanpa iklan. PT Transjakarta terus berupaya memperbaiki layanannya dengan mengganti bus-bus reyot dengan armada baru.
Dalam pengoperasiannya, TransJakarta didukung beberapa perusahaan operator yang mengelola armada.
Adapun, operator bus tersebut adalah PT Jakarta Trans Metropolitan (JTM), PT Primajasa Perdanaraya Utama (PP), PT Jakarta Mega Trans (JMT), PT Eka Sari Lorena (LRN), PT Bianglala Metropolitan (BMP), PT Trans Mayapada Busway (TMB), Perum DAMRI (DMR/DAMRI), Kopaja, Mayasari Bakti, dan Perum PPD.
Tarif awal tiket TransJakarta
Di awal kemunculannya pada Februari 2004, tarif TransJakarta dipatok seharga Rp 2.000 saja. Seiring berjalannya waktu, Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada tahun 2012 memutuskan untuk menaikkan tarif TransJakarta menjadi Rp 3.500. Harga ini belum mengalami perubahan hingga saat ini.
Kemudian, sejak tahun 2013 sistem tiket pada halte TransJakarta menggunakan kartu elektronik sebagai pengganti uang tunai. Penerapan ini dilakukan bertahap hingga akhirnya pada 22 Februari 2015 pembayaran dengan akrtu elektronik ini berlaku di seluruh koridor Transjakarta.
TAUFIK RUMADAUL
Baca juga : Heru Budi Hartono Minta Dirut Transjakarta Kurangi Angka Kecelakaan dalam 3 Bulan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.