Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Detasemen K-9 atau yang juga dikenal dengan Detasemen Anjing Pelacak merupakan salah satu bagian yang tidak bisa terpisahkan dari Kepolisian di Indonesia. Walaupun tugasnya bersifat, tetapi peran dan fungsinya sangat strategis dan penting dalam tubuh Polri.
Dalam struktur Kepolisian Indonesia detasemen ini termasuk di dalam Direktorat di lingkungan Baharkam Polri dengan nama Direktorat Polisi Satwa. Adapun yang bergabung dengan polisi satwa yaitu, Detasemen K-9 (Polisi Anjing Pelacak: Kriminal, Handak, Narkotik, SAR, Tangkal Cegah/PHH) dan Detasemen Turangga (Polisi Berkuda).
Adapun tugas yang diberikan untuk Detasemen K-9 yaitu untuk menemukan bahan peledak, operasi pelacakan narkoba, dan operasi pengamanan. Selain itu, Detasemen ini banyak digunakan untuk mencari korban bencana alam seperti longsor hingga gempa bumi.
Anjing pelacak ini juga digunakan oleh tamu-tamu kenegaraan seperti kepala negara atau kepala pemerintahan. Biasanya detasemen ini akan dikerahkan ketika tamu negara tersebut hendak keluar dari pesawat dan menuju ke bandara. Setelah Detasemen Anjing Pelacak (K-9) menyatakan clean & clear, maka tamu tersebut diperbolehkan keluar dari pesawat.
Adapun anjing yang banyak digunakan untuk Detasemen K-9 yaitu, German Sheperd, Rottweiler, Doberman Pinscher, Labrador Retriever, Belgian Malinois, Giant Shnautzer, Boxer, Great Dane, Bullmastiff, dan Staffordshire Terrier. Jenis-jenis anjing tersebut memiliki karakter yang kuat, sehingga bisa dilatih dan akhirnya masuk ke dalam Tim K-9.
Tahap awal yang dilakukan untuk melatih anjing-anjing dalam Detasemen K-9 Polri tersebut mulai dari pemeriksaan kesehatan, perangai, dan ketekunannya memahami bau. Selain itu, anjing-anjing ini juga dilatih dengan porsi yang cukup berat untuk melatih kecermatan, agar dapat menyelesaikan ujian dengan baik. Selain latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuannya, anjing-anjing tersebut juga dibekali pelatihan untuk menemukan senjata api, benda kecil, dan orang hilang.
GERIN RIO PRANATA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini