Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Oktober dikenal bulan kesadaran kanker payudara sedunia. Sebab itu, sangat penting meningkatkan kesadaran mengenai kanker payudara termasuk mengetahui informasi, mitos dan fakta. Terlebih, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui mitos dan fakta seputar kanker payudara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca juga: Kanker Payudara Stadium Nol Adakah Gejalanya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ada 4 mitos dan fakta terkait dengan kanker payudara. Pertama, ada mitos kalau benjolan pada payudara berarti Anda terkena kanker payudara. Padahal tidak selalu seperti itu faktanya. Ternyata 8 dari 10 benjolan yang ditemukan pada payudara adalah tumor jinak atau tidak memiliki sifat kanker. “Kalau ada benjolan itu belum tentu kanker payudara. Bisa saja tumor ganas atau jinak. Tentunya harus tetap waspada sampai dibuktikan itu kanker,” jelas Dr. Raditya Wratsangka, SpOG (K), di Jakarta Pusat, Rabu 10 Oktober 2018.
Mitos kedua adalah bila keluarga memiliki kanker payudara, maka Anda juga akan terkena kanker payudara. Faktanya, wanita dengan riwayat keluarga yang terkena kanker payudara memang memiliki risiko tinggi untuk terkena kanker payudara juga. Namun, kebanyakan wanita yang memiliki kanker payudara ternyata tidak memiliki riwayat keluarga terkena kanker. Karena itu, mitos tersebut tidak sepenuhnya benar.
Ketiga adalah mitos kalau perempuan dengan payudara kecil tidak berisiko terkena kanker payudara. Padahal, payudara kecil tidak menurunkan risiko kanker payudara. Bukan berarti payudara besar berarti lebih berisiko, namun seringkali risikonya berhubungan dengan perilaku menyusui. “Mereka yang tidak menyusui memiliki faktor risiko lebih besar dari yang menyusui,” lanjut Dr. Raditya.
Mitos terakhir adalah pernyataan kalau pemeriksaan payudara mencegah kanker payudara. Banyak yang menyangka kalau sering melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI), Anda bisa mencegah kanker payudara. Faktanya, tujuan SADARI adalah agar Anda tidak mendeteksi kanker payudara saat sudah di stadium yang tinggi. Pemeriksaan payudara bertujuan untuk mendeteksi dini kanker payudara, bukan untuk mencegah kanker payudara.