Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ornamen Rumah Cimanggis Diburu Kolektor, Ditawar Rp 50 Juta

Rumah tua peninggalan VOC, di kompleks RRI Cimanggis, Depok atau Rumah Cimanggis tak lagi utuh, daun pintunya lenyap dan atapnya ambrol.

22 Januari 2018 | 16.42 WIB

Kondisi Rumah Cimanggis yang tidak terawatakibat minimnya perhatian pemerintah terhadap situs sejarah19 Januari 2018. TEMPO/Irsyan
Perbesar
Kondisi Rumah Cimanggis yang tidak terawatakibat minimnya perhatian pemerintah terhadap situs sejarah19 Januari 2018. TEMPO/Irsyan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Depok - Rumah tua peninggalan VOC, di kompleks RRI Cimanggis, Depok atau Rumah Cimanggis tak lagi utuh, daun pintunya lenyap dan atapnya ambrol. Sisa-sisa ornamen yang menunjukkan kemegahannya di masa lalu adalah empat relief di atas pintu.

Satuan Pengaman (Satpam) RRI, Hilmatul Yakin, mengatakan sudah sering kolektor barang antik datang untuk menawar hiasan atau perabot yang tersisa. Selalu ditolak dan tetap ada saja yang datang. "Kalau yang tersisa dari rumah dan menjadi incaran itu, ukiran relief yang ada di tiap pintu masuknya," katanya kepada Tempo, Minggu, 21 Januari 2018.

Menurut Yakin, ukiran relief itu berjumlah empat buah. Ukurannya sekitar 2 × 2 meter dan terbuat dari kayu yang tidak memiliki sambungan. "Hal ini yang menjadi salah satu daya tariknya," ujarnya.

Baca: Terancam Dirobohkan, Begini Cerita Mistis dari Rumah Cimanggis

Motif relief, kata Yakin, seingatnya ada yang gambar anak bayi serta vas bunga. Kondisinya masih bagus, tetapi ada juga beberapa bagian sudah copot dimakan usia. "Kalau kolektor datang pasti iming-imingi uang, pernah ada yang mau ngasih Rp 50 juta agar diizinkan mengambil relief itu, tapi saya tolak," ucapnya.

Rumah Cimanggis menjadi perdebatan setelah muncul rencana pembangunan gedung Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Dalam sejarahnya, Rumah Cimanggis adalah bangunan bekas peninggalan Gubernur Jenderal Vereenigde Oost-Indische Compaginie (VOC) Petrus Albertus van der Parra. Banyak ornamen dan perabotan perpaduan arsitektur Eropa dan Betawi yang berada di Rumah Cimanggis.

Siti Shaleha, istri pensiunan Karyawan RII, mengatakan saat masih tinggal di Rumah Cimanggis, hiasan dan ukiran peninggalan Belanda masih utuh. Perabotan rumah juga masih lengkap, seperti lonceng besar dan jam. "Sebagian barang-barang tersebut masih disimpan di kantor RRI," tuturnya.

Menurut Shaleha, kalau hiasan yang menyatu dengan Rumah Cimanggis sudah banyak yang rusak. Pintu dan ukiran sudah tidak terurus lagi. "Apalagi sejak atap bangunan roboh tambah tidak terawat," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus