Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok - Duta Besar Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns ingin mengembangkan wisata sejarah Belanda di Depok, seperti Rumah Cimanggis sampai Stasiun Depok Lama. Grijns menyatakan keinginannya melakukan kolaborasi dengan Pemerintah Kota Depok untuk menggali potensi wisata sejarah di kawasan Depok Lama.
Lambert Grijns mengatakan dia sudah dua kali berkunjung ke Kota Depok. "Suatu kehormatan yang besar karena Belanda dan Depok ada hubungan yang kuat terhadap peninggalan sejarah," kata Dubes Belanda itu dalam keterangannya, Minggu, 27 November 2022, seperri dikutip dari Antara.
Pria kelahiran Kota Bogor pada 1962 itu ingin mengajak Pemerintah Kota Depok, hingga sektor wisata, akademisi, dan masyarakat untuk bersinergi mengembangkan potensi wisata sejarah Belanda di kota tersebut.
"Kami ingin semuanya punya peran agar peninggalan sejarah bisa lebih menarik," ujar Dubes yang fasih berbahasa Indonesia itu.
Selanjutnya Dubes Belanda kunjungi rumah Cimanggis...
Dubes Grijns telah mengunjungi Rumah Cimanggis dengan didampingi Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono. Rumah Cimanggis adalah sebuah rumah peninggalan Belanda.
Kondisi Rumah Cimanggis Depok, bangunan bersejarah yang dibangun pada masa VOC pada akhir abad ke-18, yang memprihatinkan, Ahad, 7 Januari 2018. Tempo/Juli Hantoro.
Menurut Imam Budi, pengembangan kawasan Depok Lama akan dilakukan lewat kolaborasi dan revitalisasi. Mereka juga alan mengelaborasi sister city antara Kota Depok dan kota di Belanda. Pemkot juga berencana menyelenggarakan Festival Budaya Belanda di Depok, yang mengadopsi kegiatan Festival Drama Depokkers (A Colonial Tale Unravels) di Belanda.
Rencana ini, kata Imam, perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik komunitas, akademisi, hingga unsur masyarakat dan media massa. "Agar keberadaannya dapat terus dikenal dan terjaga."
Ada sejumlah peninggalan sejarah Belanda di Kota Depok, misalnya Stasiun Depok Lama, bangunan di Jalan Pemuda, dan Rumah Cimanggis. Ada pula hutan raya, 23 situ, dan tiga sungai besar.
Ahli sejarah Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) Boy Loen optimistis atas inisiatif Pemerintah Kota dan DPRD Depok berkolaborasi bersama akademisi hingga alumni Rotterdam Belanda dalam pengembangan potensi heritage kawasan Depok Lama.
Rumah Cimanggis - merupakan Bangunan Cagar Budaya yang dilestarikan dan akan difungsikan menjadi galeri di lingkungan Kampus UIII. Foto : PUPR
Generasi ke-8 Kaoem Depok atau "Belanda Depok" dari marga Loen itu menuturkan sejarah Belanda Depok yang memiliki tanah luas dan menjadi orang berada, karena mewarisi berbagai aset Cornelis Chastelein. Pada abad ke-17, Chastelein adalah tuan tanah kaya raya dan baik.
Namun pria 72 tahun itu menuturkan beberapa aset sejarah Belanda Depok tersebut kini rusak, seperti misalnya Rumah Cimanggis, atau telah beralih kepemilikan. Hal ini mengancam hilangnya nilai atau aset sejarah identitas kawasan. "Semoga inisiatif yang baik dari pemkot dan para peneliti UI ini dapat terwujud setahap demi setahap dan dapat dukungan konstruktif dari semua pemangku kepentingan," kata Boy Loen.
Baca juga: Komaruddin Hidayat: Rumah Cimanggis Depok Jadi Bagian Kampus UIII
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini