Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Pasca- Banjir dan Longsor, Bupati Bogor Bakal Rapat dengan Camat

Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan akan menggelar rapat dengan para Camat yang wilayahnya terdampak bencana banjir dan longsor pada Rabu besok.

14 Januari 2020 | 07.05 WIB

Bupati Bogor Ade Yasin (kiri) melihat kondisi Khairul Islami (10) korban ledakan granat yang selamat di RSUD Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat 15 Februari 2019. Granat jenis GLM yang meledak mengakibatkan tiga anak menjadi korban, dua diantaranya meninggal dunia yakni Muhammad Ibnu Mubaroq (10) dan M Doni (14). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Perbesar
Bupati Bogor Ade Yasin (kiri) melihat kondisi Khairul Islami (10) korban ledakan granat yang selamat di RSUD Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat 15 Februari 2019. Granat jenis GLM yang meledak mengakibatkan tiga anak menjadi korban, dua diantaranya meninggal dunia yakni Muhammad Ibnu Mubaroq (10) dan M Doni (14). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan akan menggelar rapat dengan para Camat yang wilayahnya terdampak bencana banjir dan longsor pada Rabu, 15 Januari 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Rapat akan membahas langkah apa yang akan dilakukan setelah masa tanggap darurat bencana selesai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Termasuk relokasi, kita akan lakukan pendataan terlebih dahulu," ujar Ade Yasin di Pendopo Bupati, Cibinong, Senin 13 Januari 2020.

Ade mengatakan belum akan memutuskan kebijakan terkait penanganan pascabencana seperti yang sudah dilakukan Bekasi. Bekasi sebelumnya akan melakukan relokasi permukiman di bantaran Sungai Cikeas.

"Kita tunggu saja nanti, rapat tanggal 15 besok selain pendataan juga kan perpanjangan masa tanggap darurat," kata Ade Yasin.

Untuk sementara ini, kata Ade, korban bencana banjir dan longsor yang rumahnya hilang atau hancur dan rusak berat akan difasilitasi dulu dengan hunian sementara atau huntara. Ade mengatakan ia tak ingin melihat warganya berlama-lama di tenda pengungsian.

Ade menyebut selain bisa terjangkit penyakit, warga yang lama tinggal di pengungsian juga bisa stres. "Jadi sambil nunggu pembangunan hunian tetapnya, kita bangun dulu huntara-nya," kata Ade Yasin.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus