Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pedagang Keluhkan Fasilitas Jembatan Multiguna Tanah Abang

PD Sarana Jaya baru akan menambah satu toilet di tengah skybridge.

18 Desember 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pedagang di jembatan penyeberangan multiguna atau skybridge Tanah Abang di Jakarta, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Para pedagang di jembatan penyeberangan multiguna (JPM) atau skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengeluhkan minimnya fasilitas umum di sana. Sebanyak 446 kios yang ditempati bekas pedagang kaki lima di trotoar Jalan Jatibaru Raya diuji coba mulai sepekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para pedagang antara lain mengaku kesulitan untuk salat karena tak ada musala di skybridge. "Musala ada di stasiun, lumayan jauh," ujar Partini, pedagang di skybridge Tanah Abang, kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menerangkan, jarak kios dengan Stasiun Tanah Abang cukup jauh sehingga pedagang kerepotan kalau harus meninggalkan kios. "Kalau dekat, kan enak, ninggalin dagangan juga jadi enggak lama-lama," katanya lagi.

Pedagang lainnya, Amsar, punya keluhan lain. Dia mengatakan membutuhkan fasilitas stop-kontak listrik untuk kebutuhan mengisi ulang daya telepon seluler atau kebutuhan lainnya. Kondisi skybridge yang terbuka di sisi kanan dan kiri juga menjadi persoalan karena terpaan angin kencang kerap membuat dagangan yang digantungkan terjatuh.

Amsar juga berharap pemerintah DKI Jakarta memasang terali besi untuk menghalangi angin dan dagangan yang beterbangan. "Kasihan jatuh terus dagangan yang dipajang," katanya.

Menurut dia, para pedagang telah meminta pengelola Perusahaan Daerah Sarana Jaya melengkapi fasilitas-fasilitas tersebut. Namun belum ada jawaban. "Semoga direalisasi segera."

Rupanya, bukan hanya pedagang yang merasakan kekurangan fasilitas di skybridge. Sejumlah pejalan kaki pengguna jembatan multiguna itu pun mengeluhkan beberapa masalah, salah satunya jumlah toilet masih kurang dan ramp (lereng) jembatan terlalu licin, terutama untuk jalur yang menurun.

"Harus hati-hati dan pegangan, padahal enggak lagi hujan," ucap Niken Gunawan, 29 tahun.

Ramp yang licin ini juga dikeluhkan pedagang. Di sisi lain, ada pedagang yang diuntungkan karena lebih ringan jika membawa barang. "Tinggal diseret saja, tapi tetap harus pegangan erat," kata Evi, pedagang baju gamis.

Ombudsman DKI telah memberi catatan kepada Wali Kota Jakarta Pusat bahwa ramp yang mengarah ke Jalan K.S. Tubun menjadi daerah rawan copet. Catatan itu diberikan sebagai evaluasi uji coba jembatan multiguna Tanah Abang. "Kami sudah koordinasi, akan ada monitoring dan sweeping dari kepolisian untuk antisipasi premanisme," kata Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi, kemarin.

Skybridge Tanah Abang mulai diuji coba pada Senin, 10 Desember lalu. Sebanyak 446 kios berukuran 2 x 1,5 meter disiapkan untuk PKL eks Jalan Jatibaru Raya. PD Sarana Jaya menerapkan aturan ketat bagi para pedagang, yakni wajib menggunakan tanda pengenal, setiap kios dijaga dua orang, dan tak boleh menggelar dagangan di luar batas kuning.

Direktur Utama PD Sarana Jaya, Yoory C. Pinontoan, menyatakan menampung seluruh keluhan, baik dari pedagang maupun pengguna skybridge, selama masa uji coba ini. Yang pasti, dia segera menambah satu toilet lagi di jembatan di bagian tengah. "Supaya enggak terlalu jauh," kata Yoory, kemarin.

Sarana Jaya juga akan menambah petugas keamanan dan berkoordinasi dengan Polsek Tanah Abang. Petugas keamanan tambahan, menurut dia, nantinya ditempatkan di setiap pintu masuk jembatan multiguna, termasuk pintu yang tersambung dengan Stasiun Tanah Abang. Kini sudah ada 21 petugas keamanan setiap hari yang juga bertugas mengusir pedagang ilegal dan pelaku kejahatan di skybridge. INGE KLARA


Masih Nekat di Trotoar Jatibaru Raya

Jembatan penyeberangan multiguna atau skybridge Tanah Abang mulai beroperasi sepekan lalu. Namun masih tampak beberapa pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar Jalan Jatibaru Raya, tepatnya di trotoar sekitar Blok F. Sedangkan di sekitar Stasiun Tanah Abang juga masih ada PKL yang nekat berjualan.

Mereka menjajakan minuman, kaus kaki, perlengkapan gawai, hingga pakaian. Beberapa dari mereka masih "malu-malu" dengan menempatkan dagangannya di troli. Namun yang lainnya terang-terangan menggelar dagangan di trotoar beralaskan terpal.

"Supaya kalau diusir bisa langsung geser," ujar Ujang, penjaja minuman dingin di dekat tangga masuk Stasiun Tanah Abang, kemarin. Ujang termasuk yang menempatkan dagangan di atas troli.

Dia menyatakan memang tak terdaftar sebagai PKL yang mendapat kios di skybridge. Total 446 PKL eks Jalan Jatibaru Raya pindah ke skybridge. Ujang berharap mendapat tempat di jembatan penghubung stasiun dengan Blok G Pasar Tanah Abang itu. "Supaya enggak kucing-kucingan sama petugas."

Aiman, penjaja kaus kaki di samping pintu masuk Stasiun Tanah Abang, senasib dengan Ujang. Dia menggelar lapak di trotoar karena tak mendapat jatah kios skybridge. "Mau enggak mau tetap di trotoar, demi kasih makan keluarga," ucap Aiman.

Kenekatan PKL di trotoar memancing protes dari para PKL di skybridge Tanah Abang. Mereka khawatir pembeli memilih berbelanja di trotoar ketimbang di jembatan. "Kami diminta tertib, tapi yang di bawah enggak ditertibkan. Kami yang rugi, dong," kata Angger.

Kepala Satpol PP Tanah Abang, Aries Cahyadi, menanggapi keluhan PKL di skybridge. Dia mengatakan telah menindak tegas PKL yang masih nekat berjualan di trotoar Jalan Jatibaru Raya. Dia memastikan Satpol PP terus melakukan patroli dan razia agar tak ada PKL di trotoar kawasan Tanah Abang. "Jika masih ada pelanggar, tetap akan kami tindak tegas," kata Aries, melempar janji.

INGE KLARA SAFITRI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus