Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Australia merupakan salah satu negara yang diincar oleh Indonesia untuk tujuan ekspor mobil yang diproduksi di Tanah Air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto di sela-sela acara seremoni peresmian produksi perdana All New Honda Brio untuk diekspor ke Filipina dan Vietnam, di Karawang, beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurutnya pemerintah saat ini terus mempelajari peluang yang ada untuk masuk ke pasar otomotif roda empat Australia.
"Tentu kami harapkan dalam satu dua tahun ke depan bisa dimanfaatkan peluangnya," ujarnya.
Baca: Suzuki Ekspor 63 Ribu Mobil ke 71 Negara, Karimun - APV Terbanyak
Saat ini, kata Airlangga, pemerintah sedang berusaha untuk menerobos peluang tersebut. Ia berharap setelah semuanya menemui titik temu, para produsen roda empat di Indonesia segera masuk ke pasar roda empat Australia dengan produk buatan lokalnya.
"Jadi tentunya ini diharapkan segera sesudahnya produsen otomotif nasional menjajaki program ke sana (Australia)," katanya.
Airlangga mengaku untuk melakukan ekspor produk lokal ke Australia masih butuh waktu proses adopsi perjanjian internasional (retifikasi) antara Indonesia dengan Australia.
"Jadi untuk ekspor Australia jadi kita masih perlu waktu ratifikasi di parlemen dua negara," katanya.
Baca: Kemenperin Sebut Skema PPnBM Akan Dorong Ekspor Mobil
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesai (Gaikindo) Yohannes Nangoi saat pembukaan pameran otomotif GIIAS Surabaya 2019 pada Kamis, 28 Maret 2019, menyampaikan bahwa salah satu hambatan ekspor mobil ke Australia adalah adanya perbedaan tipe kendaraan yang diproduksi di Indonesia dengan kebutuhan di Australia. "Di Indonesia yang populer adalah MPV, di Australia karakter konsumennya menyukai mobil dengan bodi besar semacam SUV," ujarnya.
Tetapi, lanjut dia, peluang untuk ekspor mobil ke Australia tetap terbuka lebar. "Apalagi secara geografis letak Australia lebih dekat dengan Indonesia," katanya.