Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pengintip yang Cerdik

1 Juni 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MANDI di sungai itu menyegarkan. Paru-paru juga bisa sehat dibuai udara alam terbuka. Karena itu, Partini, 22 tahun, sangat suka mandi di sungai. Sehabis berjualan di pasar, warga Kelurahan Penarukan, Singaraja, Bali, ini selalu menceburkan diri di sungai tak jauh dari kampungnya. Tapi, belakangan ini, dia harus melupakan hobinya. Gara-garanya? Terancam aksi pengintipan. Sebenarnya Partini sudah lama curiga. Setiap kali dia mandi, sebentuk wajah lelaki selalu nongol di balik semak-semak. Namun, sebagai orang baru di kampung tersebut, dia tak bisa mengetahui persis siapa lelaki itu. Partini baru sebulan datang ke Penarukan, setelah menikah dengan Dewa Putu Widnyana, 22 tahun. Hanya, lama-lama dia pun hafal wajah sang pengintip, yang belakangan diketahui bernama Komang Wisada, 33 tahun. Ini terungkap tiga pekan silam saat Wisada menampakkan mukanya. Ketika Partini melangkah pulang, dengan kurang ajar Wisada malah menyapa. "Tadi aku melihat pahamu. Aduh, mulus sekali," katanya sambil cengar-cengir. Bukan cuma amat malu, Partini merasa terhina. Dia lalu mengadu kepada suaminya. Sang suami pun siap menjebak si pengintip. Saat istrinya pergi mandi, dia menemaninya. Setiba mereka di sungai, Wisada kebetulan ada di sana. "Ini dia yang mengintip saya kemarin," kata Partini sambil menunjuk hidung Wisada. Ditunjuk seperti maling, sontak Wisada kabur dan baru terkejar setelah lari sekitar satu kilometer dari tempat kejadian perkara. Langsung saja, crooot, tinju Widnyana mendarat di muka Wisada. Namun Wisada bukanlah orang bodoh. Dia melaporkan kasus pemukulan itu ke polisi. Widnyana pun kemudian ditahan dan diancam tuduhan melakukan penganiayaan berat dengan ganjaran maksimal 5 tahun penjara. Untuk kasus pengintipan itu, Wisada malah lenggang kangkung. Menurut polisi, itu terjadi karena Partini ataupun Widnyana tidak melaporkannya. Diancam hukuman berat itu, Widnyana cuek saja. "Biarlah saya saja yang ditahan. Yang penting, pengintip itu sudah menyatakan kapok," katanya enteng. Sang suami juga tak merasa kehilangan waktu untuk berbulan madu. Dia tidak terlalu mempedulikan hal ini karena perkawinannya dengan Partini ternyata yang ketiga kalinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus