Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Minyak membantu menambah cita rasa dan menambahkan tekstur pada makanan. Ada banyak tipe minyak goreng yang tersedia di pasaran, seperti minyak bunga matahari, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak zaitun, minyak sayur, dan sebagainya. Namun, dua minyak yang paling sering dipakai adalah minyak zaitun dan minyak sayur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Times of India, Kamis, 12 November 2020, minyak zaitun atau olive oil berasal dari perasan buah zaitun. Penggunaannya sudah dari 6.000 tahun yang lalu, berasal dari Iran, Suriah, dan Palestina, sebelum menuju ke Mediterania, tempat kebun zaitunnya paling terkenal. Saat ini, ada tiga jenis minyak zaitun yang tersedia: extra-virgin olive oil, olive oil, dan light-tasting olive oil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara, minyak sayur dibuat dengan memurnikan ekstrak tumbuhan. Minyak sayur dapat dibuat dari satu bahan atau campuran dari banyak bahan, termasuk kelapa sawit, kedelai, bunga matahari, kacang tanah, kapas, kelapa, minyak jagung dan lain-lain.
Umumnya minyak sayur memiliki rasa yang hambar atau tidak berasa sama sekali, berbeda dengan minyak zaitun yang selalu memunculkan citarasa khas pada makanan.
Keduanya bisa digunakan untuk memasak, menurut laman Boldsky. Namun, jika minyak zaitun terlalu panas, dapat menyebabkan penurunan antioksidan dan kehilangan sebagian rasa. Dan ketika minyak nabati terlalu panas dapat melepaskan beberapa senyawa berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan.
Titik asap kedua tipe minyak ini berbeda. Minyak nabati mulai mengeluarkan asap antara 200 derajat Celcius sampai 250 derajat Celcius, sedangkan minyak zaitun berkisar antara 190 dan 240 derajat Celcius.
Kedua jenis minyak ini mengandung asam lemak tak jenuh, tapi minyak zaitun mengandung lebih banyak lemak tak jenuh tunggal. Minyak sayur sebagian besar mengandung lemak tak jenuh ganda omega-6.
Lemak tak jenuh tunggal diketahui memiliki manfaat anti-inflamasi dan kesehatan jantung, sedangkan lemak tak jenuh ganda omega-6, menurut penelitian, dapat menjadi pro-inflamasi dan membahayakan kesehatan jantung jika dimakan berlebihan.
Selain itu, semakin banyak proses pemurnian minyak, semakin sedikit mikronutrien dan senyawa sehat yang dipertahankannya. Minyak zaitun, terutama minyak zaitun extra virgin, paling sedikit diproses sehingga mempertahankan sebagian besar nutrisinya, seperti antioksidan, vitamin, dan mineral, dibandingkan dengan minyak zaitun olahan yang mengalami pemrosesan minimal.
Minyak sayur mengalami lebih banyak pemrosesan, yang menyebabkan hilangnya nutrisi yang bermanfaat. Sebuah studi menunjukkan bahwa mengganti minyak sayur dengan extra virgin olive oil dapat meningkatkan fungsi kognitif di kalangan orang tua.
Jadi, ini menyimpulkan bahwa minyak zaitun, terutama extra virgin olive oil, adalah pilihan yang jauh lebih sehat untuk memasak daripada minyak sayur karena mengandung senyawa nabati yang paling bermanfaat.
Minyak sayur, sebaliknya, mengalami banyak proses untuk menetralkan rasanya dan merupakan campuran dari beberapa jenis minyak nabati. Ini berarti ia memiliki nutrisi bermanfaat minimal dan lebih banyak kalori.
TIMES OF INDIA | BOLDKSY