Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bibid Jadi Kapolri, Bukan Bimantoro |
SIAPA yang menjadi Kapolri, ternyata, tak mudah ditebak. Kabar bahwa Kepala Kepolisian RI akan diganti bermula saat Presiden Gus Dur memanggil tiga perwira tinggi Kepolisian RI: Kapolri Jenderal Pol. Roesmanhadi, Asisten Operasi Markas Besar Polri Mayjen Pol. S. Bimantoro, dan Staf Ahli Kapolri Mayjen Pol. Bibid S. Riyanto, ke Istana, Rabu pekan lalu. Presiden memberi tahu ketiga perwira ini, ia akan mengganti Kapolri. Bimantoro lalu ditunjuk menjadi Kapolri dan Bibid sebagai Wakil Kapolri. Namun, menurut sumber TEMPO di Istana, Gus Dur mendadak membatalkan keputusan yang ditekennya minggu lalu itu, Senin kemarin, 27 Desember. Ia kini menunjuk Bibid sebagai Kapolri. Tak jelas apa sebabnya Gus Dur mengubah keputusannya. Bimantoro sendiri digeser menjadi Inspektur Jenderal Polri. Sedangkan posisi Wakapolri akan diisi Mayjen Pol. Nurfaizi, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Nurfaizi sebelumnya santer disebut akan menggantikan Mayjen Pol. Noegroho Djayoesman sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya. Gus Dur sudah memberikan isyarat adanya pergantian Kapolri walau tak menyebut siapa calonnya. "Sebentar lagi Kapolri akan diganti. Kita tunggu saja," katanya di depan 39 lembaga swadaya masyarakat di Istana Negara, Senin lalu. Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan Polri Brigjen Erald Dotulung mengaku belum tahu perubahan keputusan itu. "Kami berkepentingan memberitakan secepatnya siapa Kapolri baru, agar tidak jadi spekulasi," ujarnya.
Warga Cipayung dan Doulos Berdamai |
HARI Natal membawa perdamaian di Cipayung, antara umat kristiani penghuni Doulos dan penduduk sekitar, yang umumnya umat Islam. Mereka berdamai dengan menandatangani lima kesepakatan. Haji Hamdi dan Haji Ramdoni mewakili warga Cipayung, sementara Rujandi Hutasoit dari pihak Doulos. Lima kesepakatan tersebut adalah, pertama, warga Cipayung sangat menyesalkan kejadian penyerangan tersebut. Kedua, semua pihak diimbau agar tidak main hakim sendiri. Segala sesuatunya akan disalurkan secara hukum. Ketiga, penghuni Doulos menyatakan tidak pernah berniat mengadakan serangan balik kepada masyarakat Cipayung, seperti kabar yang beredar. Keempat, para pengelola Yayasan Doulos tidak akan membangun lagi di lokasi semula sebelum ada izin dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Kelima, seluruh masyarakat Cipayung akan menciptakan suasana tenang seperti semula. Setelah peristiwa pembakaran Kompleks Doulos oleh massa, dua pekan lalu, hubungan antara masyarakat Cipayung dan penghuni kompleks itu memang sempat tegang. Mereka saling mencurigai. Pihak Doulos mengkhawatirkan adanya serangan lanjutan, sementara warga sekitar resah akibat isu bahwa akan terjadi aksi balas dendam. Masyarakat Cipayung bahkan sempat berunjuk rasa di Gedung DPR beberapa hari lalu. Kini, setelah kesepakatan ditandatangani, "Kami berharap pertemuan ini menular kepada saudara-saudara kita di Ambon," kata Hamdi, yang juga Ketua Dewan Masjid Cipayung.
Brimob Menyerbu Markas Olo Panggabean |
Satu unit truk dan puluhan sepeda motor anggota Brimob berseragam hitam-hitam dan bersenjata laras panjang menyerbu tempat kediaman Olo Panggabean, Ketua Ikatan Pemuda Karya (IPK) Sumatra Utara di Jalan Sekip, Medan, Selasa (28/12) pagi. Di kediaman Olo yang dikenal juga sebagai Gedung Sekretariat DPD IPK Sum-Ut itu, puluhan aparat keamanan tersebut menghamburkan tembakan ke arah lantai dua selama 15 menit dan menghajar beberapa aktivis IPK dengan popor senapan. Menurut sumber TEMPO Interaktif, aksi penyerbuan anggota Brimob itu merupakan tindakan balas dendam terhadap rekan mereka yang menjadi korban penikaman di Jalan Asia, Medan, Senin (27/12) malam oleh anggota IPK Medan. Komandan Detasemen Polisi Militer I Bukit Barisan, Mayor CPM Sugeng Subagio, yang langsung turun ke lokasi kejadian bersama anggotanya, menemukan banyak selongsong peluru. "Kalau melihat bentuk peluru dan bekas tembakan di dinding, saya duga jenis senjata yang digunakan M-16 dan AK-47," katanya. Sementara itu, Kapolda Sum-Ut, Brigjen Drs. Sutiyono, tidak membantah sama sekali terjadinya tindakan penembakan itu oleh aparat Brimob. "Tindakan itu merupakan titik puncak kekesalan anggota saya atas penikaman yang dilakukan anggota IPK terhadap salah seorang personel Brimob," tuturnya. Sutiyono membantah bahwa tindakan itu merupakan komando darinya. Ia malah menjamin akan mengusut anak buahnya yang terlibat aksi penyerbuan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo