Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Siti Hardijanti Dipanggil DPR
PUTRI mantan presiden Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana, memenuhi panggilan Komisi I DPR, awal pekan lalu. Ia dimintai keterangan tentang pembelian tank Scorpion buatan Inggris sepanjang 1994-1996 oleh Markas Besar Angkatan Darat. Bersama Tututdemikian ia biasa disapahadir pula dua mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yakni Jenderal (Purn) R. Hartono dan Jenderal (Purn) Wismoyo Arismunandar.
Dugaan penyimpangan itu mula-mula dilontarkan produsen Scorpion, Alvis Vehicle Limited, yang dimuat di harian The Guardian, Inggris, Desember 2004. Koran ini menulis, Alvis telah menggelontorkan 16,2 juta pound sterling untuk memuluskan transaksi pembelian Scorpion senilai 160 juta poundsterling (sekitar Rp 2,8 triliun). Dalam transaksi ini, Alvis mengontrak Global Select dan Basque, dua perusahaan yang terkait dengan Tutut.
Tutut membantah tudingan itu. "Saya tidak pernah ditunjuk sebagai perantara dan tidak berperan apa-apa sampai sekarang," katanya.
Abdillah Thoha dari Fraksi Amanat Nasional merasa aneh dengan jawaban itu. Dia mengejar, jika berita yang dilansir The Guardian itu bohong, kenapa Tutut tak menyampaikan somasi? Tutut mengaku memilih diam karena anjuran sang ayah. "Kalau Bapak perintah, ya kami ikut saja," ujarnya, "Tapi, kalau ada berita sekali lagi, kami akan tuntut The Guardian ke pengadilan."
Disiksa, Kaki TKI Terancam Diamputasi
ALIH-ALIH menerima riyal melimpah, malah siksa yang mendera. Itulah yang dialami Nour Miyati, 25 tahun, TKI asal Nusa Tenggara Barat, dari majikannya, Naji Fahad al-Dossari, di Riyadh, Arab Saudi. Pekerja ilegal itu kini malah terancam kehilangan semua jari kaki dan tangannya karena harus diamputasi.
Alternatif pemotongan itu dilakukan karena jari kaki dan tangan Nour kelemayuh alias mati rasa. Kantor berita AFP, mengutip harian lokal Arab News, melaporkan, Nour dilarikan ke rumah sakit, Sabtu dua pekan lalu, setelah mengalami siksaan di rumah majikannya. "Amputasi harus dilakukan untuk menyelamatkan hidupnya," kata harian itu.
Nour mengaku disiksa selama beberapa bulan terakhir. Gajinya 600 riyal sebulan sejak Oktober 2003 tak pernah diterimanya. Sebulan terakhir, majikannya mengikat kaki dan tangan Nour dan menyekapnya di kamar. Selain itu ia juga dipukuli hingga matanya biru lebam dan giginya rontok. Menurut informasi yang diperoleh Tempo, majikannya yang polisi, telah diberhentikan dari tempatnya bekerja.
Sugiarto, Kepala Bidang Ketenagakerjaan KBRI di Riyadh yang telah menjenguk Nour menyatakan sudah melaporkan kasus itu kepada kepolisian setempat. Kepolisian Riyadh mengatakan telah melakukan penyelidikan. Katanya, jika terbukti bersalah majikan Nour akan diserahkan ke polisi militer.
TNI Sudah Buka Jalur Darat di Aceh
SEKITAR 5.000 personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) dipulangkan dari Nanggroe Aceh Darussalam. Mereka adalah pasukan yang bertugas dalam operasi TNI Manunggal Masuk Desa. Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto melepas pemulangan mereka di bekas Pelabuhan PT Semen Andalas Indonesia, Lhok Nga, Aceh Besar, Jumat pekan lalu.
Selama sebulan di Aceh mereka telah membuka jalur terisolasi di pantai barat dan selatan Aceh. Jalur Banda Aceh-Meulaboh sepanjang 272 kilometer kini sudah bisa dilalui transportasi darat. Selain itu, mereka juga membuka jalur baru sepanjang 82 kilometer. "Pekerjaan kita memenuhi target 100 persen," kata Panglima TNI di hadapan pasukannya.
Operasi TNI masuk desa ini juga melakukan pembersihan jalan, pembangunan jem-batan bailey 23 unit, dan jembatan improvisasi 41 unit. Panglima mengakui masih ada beberapa lokasi yang pengerjaannya belum sempurna, pekerjaan itu akan diteruskan dalam program bakti TNI tahap berikutnya. Endiartono menyebutkan, selama menjalankan prog-ram tersebut, personel TNI sering mengalami gangguan dari Gerakan Aceh Merdeka, namun semuanya bisa di-atasi dan pekerjaan berjalan lancar.
Perayaan Paskah Aman
Perayaan hari raya Paskah tahun ini, yang jatuh pada hari Jumat pekan lalu, berlangsung aman. Kekhawatiran terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada peringatan wafatnya Isa Al Masih itu sama sekali tak terjadi.
Di Jakarta, pihak Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya sejak sehari sebelumnya menurunkan 16 ribu personel untuk menjaga sejumlah gereja yang tersebar di kawasan Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi). Jumlah ini merupakan dua pertiga dari jumlah total kekuatan di Polda Metro Jaya.
Kali ini berbagai kesatuan pengamanan di luar Polri dan TNI tidak dilibatkan. "Kami menganggap Paskah tidak sama dengan perayaan Natal. Kalau Natal, mungkin kita akan lebih ketat dengan melibatkan satu pengaman lain," kata Komisaris Besar Tjiptono, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya.
Kasus Ambalat Masih Terhambat
SENGKETA Ambalat bakal berlangsung lama. Pembicaraan antara Indonesia dan Malaysia mengenai batas wilayah di perairan Sulawesi Utara itu belum menghasilkan kesepakatan apa pun. "Faktanya, dengan duduk bersama bisa menurunkan tensi. Itu yang penting," kata Menteri Luar Negeri Nur Hasan Wirajuda.
Pembicaraan antara kedua negara berlangsung di Denpasar, Bali, dan berakhir pada Rabu pekan lalu. Perundingan itu tak mengurangi ketegangan pasukan kedua negara yang telah saling berhadapan sejak Malaysia mengklaim kawasan itu sebagai wilayah mereka.
Menurut Menteri Hasan, Indonesia setidaknya sudah mendapat gambaran alasan Malaysia menarik batas laut teritorial hingga ke perairan Indonesia. Dia tidak bisa memastikan kasus ini bisa selesai dalam jangka waktu setahun. Dia juga mencontohkan perjanjian landas kontinen antara Indonesia dan Vietnam yang negosiasinya mencapai 32 tahun. "Mudah-mudahan tidak selama itu," katanya. Saat ini Malaysia, menurut Hasan masih membutuhkan waktu untuk mencerna argumen Indonesia mengenai Ambalat.
Kepala BIN Menjawab Soal Munir
KEPALA Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar bertemu dengan Komisi I DPR, pekan lalu. Salah satu agenda rapat tertutup itu adalah soal dugaan keterlibatan lembaga yang dipimpinnya dalam kasus pembunuhan Munir.
"Belum ada bukti hukum keterlibatan BIN dalam meninggalnya Munir," kata Syamsir. Meskipun begitu, kalau nanti ditemukan bukti-bukti hukum yang menguatkan adanya keterlibatan anggota BIN, ia mempersilakan anggotanya diadili.
Menjawab pertanyaan tentang pilot Garuda Pollycarpus yang direkrut menjadi agen utama BIN, Syamsir menjawab, "Belum ada bukti, mau gimana?" Soal dokumen keanggotaan Pollycarpus di BIN yang dimusnahkan setelah kasus Munir mencuat, Syamsir menjawab dirinya tidak tahu. "Anda tahu kan saya baru Desember 2004 menjadi kepada BIN. Pembunuhan Munir kapan?" ujarnya.
Semula, Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus Munir akan bertemu dengan Syamsir di kantor BIN, Kamis pekan lalu. Namun, menurut Ketua Imparsial yang juga anggota TPF Rachlan Nashidik, "Pertemuan dengan BIN batal, karena Pak Syamsir ada rapat mendadak dengan Menko Polkam dan Presiden."
Badan Intelijen Negara juga didesak melakukan investigasi internal terkait dengan dugaan keterlibatan beberapa anggotanya dalam kasus kematian aktivis HAM Munir. Menurut Rachlan, ada beberapa orang yang menginformasikan dugaan keterlibatan anggota BIN dalam kasus tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo