Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pohon Mangrove di Ekowisata Muara Gembong Diserang Ulat Bulu

Hutan mangrove di pesisir Muara Gembong itu merupakan bagian dari pelestarian demi mencegah abrasi di desa setempat.

30 Agustus 2019 | 14.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ekowisata hutan mangrove Pantai Mekar di Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Antara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bekasi - Lebih dari seratus pohon mangrove berusia 8 tahun di Ekowisata Hutan Mangrove, Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi mati akibat serangan hama ulat bulu. Pohon-pohon itu mulai rapuh karena mengering.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengurus Kelompok Sadar Wisata di desa itu, Suhendar mengatakan, serangan hama ulat bulu mulai terjadi sekitar bulan Mei lalu ketika peralihan musim dari hujan ke kemarau. Serangan terjadi selama satu bulan lebih dan berpindah dari satu pohon ke pohon lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ulat-ulat ini memakan daun pohon mangrove, setelah satu pohon habis, kemudian pindah lagi ke pohon lainnya," kata Suhendar ketika berbincang dengan Tempo pada Kamis, 29 Agustus 2019.

Menurut Suhendar, hama ini menyebabkan lebih dari seratus pohon mangrove mati. Ekowisata Hutan Mangrove di Pantai Mekar, kata dia, mencapai sekitar empat hektar.

Adapun hutan ini merupakan bagian dari pelestarian demi mencegah abrasi di desa setempat. "Hutan ini sekarang telah dilindungi, supaya tidak berubah fungsi menjadi tambak," kata Suhendar.

Ekowisata hutan mangrove di Pantai Mekar ini dikembangkan oleh PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field melalui dana pertanggungjawaban sosial. Wisata alam di sini dilengkapi jalur trek menggunakan jembatan bambu menuju ke dalam hutan.

Camat Muara Gembong, Junaefi mengatakan ekowisata hutan mangrove di wilayahnya itu ditujukan untuk meningkatkan perokonomian masyarakat setempat. Namun kendalanya wisata sulit berkembang karena akses menuju ke lokasi masih sulit. "Hanya bisa diakses menggunakan sepeda motor dan kapal nelayan," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus