Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Amar Alfikar memperjuangkan identitasnya.
Bergelut dengan penolakan masyarakat.
Mendapatkan pengesahan pengadilan.
SANTRIWATI itu begitu jatuh cinta pada rebana. Sore sepulang sekolah selalu ia habiskan di masjid dekat pesantren untuk berlatih rumus-rumus rebana, menepuk alat musik dari kulit sapi itu dengan riang, hingga tak terasa tangannya kapalan. Kegembiraan itu merasuk hingga ke sendi-sendi keimanannya. “Saya merasa Tuhan hadir lewat musik rebana itu,” katanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo