Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Profil Iptu Tomi yang Hilang saat Kejar TPNPB OPM di Bintuni

Sebelumnya dikatakan bahwa Iptu Tomi hanyut terbawa arus saat menyeberangi Sungai Rawara dengan perahu pada 18 Desember 2014.

20 Maret 2025 | 20.19 WIB

Pihak keluarga  Iptu Tomi Samuel Marbun saat Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi III DPR RI di Komplek Parlemen Senayan Jakarta. 17 Maret 2025. Tempo/Amston Probel
Perbesar
Pihak keluarga Iptu Tomi Samuel Marbun saat Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi III DPR RI di Komplek Parlemen Senayan Jakarta. 17 Maret 2025. Tempo/Amston Probel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Inspektur Satu Tomi Samuel Marbun atau Iptu Tomi, hilang sejak 18 Desember 2024 ketika mengejar kelompok separatis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM). Hingga kini, mantan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Teluk Bintuni, Papua Barat, itu belum juga ditemukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kapolres Teluk Bintuni AKBP Choiruddin Wachid mengungkapkan bahwa Iptu Tomi hanyut terbawa arus saat menyeberangi Sungai Rawara dengan perahu. Ketika itu ia tengah mengikuti kawan-kawannya untuk memantau aktivitas pentolan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yakni Marthen Aikingking yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) pada akhir tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pencarian terhadap anggota polisi itu pun telah telah dua kali dilakukan. Namun, belum ada titik terang tentang keberadaan korban. Lantas, siapa sebenarnya sosok Iptu Tomi Samuel Marbun tersebut? Berikut informasinya.


Profil Iptu Tomi

Tomi Samuel Marbun adalah seorang perwira pertama polisi yang berpangkat Inspektur Polisi Satu atau Iptu. Pria asal Kota pematangsiantar, Sumatera Utara ini merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2017. Jabatan terakhir Tomi di kepolisian, sebelum menghilang, adalah Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni.

Tidak banyak informasi tentang Iptu Tomi. Namun anggota Polri itu telah menikah dengan seorang wanita bernama Riah Tarigan pada November 2022 lalu. Melansir dari akun Instagram pribadi istrinya, @rubtarian, dari pernikahan itu, Tomi dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Nathan Shem Aldetri Marbun.

Kasus hilangnya Iptu Tomi kembali mencuat setelah sang istri melalui akun Instagramnya, mengunggah sejumlah kejanggalan di balik hilangnya sang suami. Ia menyinggung soal perbedaan penyampaian kronologis peristiwa, pembiayaan operasi penangkapan KKB, dan pembatalan helikopter. Hal ini Riah sampaikan kembali saat bertemu dengan Komisi Hukum DPR RI pada Senin, 17 Maret 2025 lalu.

Di depan Komisi III DPR, Riah kembali menceritakan kronologi kejadian hilangnya sang suami. Seperti dikutip dari video yang diunggah di akun resmi YouTube DPR, Riah menceritakan bahwa pada 18 Desember 2024, ia mendapat kabar dari Wakapolres bahwa suaminya hilang karena kapal longboat terbalik. Keluarga dibantu kerabat mencoba sewa helikopter untuk mencari, tapi kemudian sewa dibatalkan.

Menurut Riah, Kapolres mengatakan berdasar info yang ia terima, Iptu Tomi tergelincir dari longboat. Tomi duduk di paling belakang, mungkin salah pijak dan tergelincir tidak ada yang lihat, kata Kapolres. Pada 19 Desember 2025, keluarga menyewa pesawat kecil untuk mencari via udara. Tidak ada tanda-tanda longboat hanyut

Pada 20 Desember 2024, keluarga menyewa helikopter untuk mencari ke TKP. Pada malam harinya, Kapolres menelpon ke Ria yang kemudian memberikan telepon ke Kanit Resmob Roland Manggaprow. Menurut penuturan Roland, ia bersama sejumlah anggota berenang menyeberangi sungai namun karena arus deras, ia memberi tanda silang agar tim Iptu Toni tidak usah menyeberang.

Namun ketika tim Roland masuk hutan sekitar 20 meter, terdengar suara dari arah sungai. Mereka kembali dan melihat Iptu Tomi terbawa arus. Roland mencoba menolong tapi, mukanya terhantam kayu sehingga tidak bisa mendekati korban.

Menurut Ria, ia sempat bertemu dengan salah satu anak buah Iptu Tomi, Gideon, yang tidak berani menceritakan kejadian. Ia juga sempat bertemu tatap muka dengan Roland, dan tidak ada tanda-tanda seperti memar di wajahnya karena terbentur kayu seperti diceritakannya.

Dalam kesempatan itu, Ria juga menceritakan sebelum berangkat suaminya mengatakan ditekan oleh Kapolres untuk menangkap tokoh KKB karena atasannya itu mengejar kenaikan pangkat. Ria juga mengatakan, suaminya minta ia mentransfer uang Rp 30 juta untuk biaya operasional sewa kendaraan menuju TKP.

Di sisi lain, Kapolres Teluk Bintuni AKBP Choiruddin Wachid membantah keterangan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi Hukum DPR RI. Dia menuturkan kawasan pencarian Iptu Tomi Marbun merupakan zona merah karena sering terjadi kontak senjata antara anggota TNI-Polri dengan KKB, sehingga helikopter perusahaan swasta tidak diperkenankan terlibat dalam misi itu.

Polres Teluk Bintuni kemudian mendapat bantuan helikopter milik Satgas Damai Cartenz untuk melakukan pencarian Iptu Tomi, dan penggunaan drone tempur, namun belum membuahkan hasil yang maksimal.

"Saya tepis tudingan keluarga Iptu Tomi soal saya mau kejar pangkat Kombes Pol. Itu tidak benar, saya tidak gila jabatan. Saya minta sertijab saya jadi Kabid Propam Polda Papua Barat Daya juga ditunda dulu," katanya.

Kepala Bidang Humas Polda Papua Barat Kombes Pol Ongky Isgunawan mengatakan, pencarian tahap ketiga terhadap hilangnya Iptu Tomi direncanakan pekan depan. Kapolres berharap pencarian Iptu Tomi dapat membuahkan hasil maksimal sesuai ekspektasi pihak keluarga.

Kepolisian pun membuka ruang bagi jurnalis yang berkeinginan melakukan peliputan langsung proses tersebut. "Saya ajak teman-teman wartawan ikut supaya bisa mengonfirmasikan kepada publik," ujarnya.


Antara dan Yudono Yanuar berkontribusi dalam penulisan artikel ini 
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus