Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Kronologi Hilangnya Iptu Tomi saat Kejar TPNPB OPM di Bintuni, Keluarga Nilai Banyak Kejanggalan

Keluarga Iptu Tomi yang hilang dalam pengejaran terhadap tokoh TPNPB OPM, menilai banyak kejanggalan dalam insiden tersebut.

20 Maret 2025 | 14.01 WIB

Tangkapan layar Ria Tarigan, istri Iptu Tomi yang hilang dalam pengejaran TPNPB OPM di Teluk Bintuni, Papua Barat, ketika bicara di Komisi III DPR, 17 Maret 2025. (Youtube/TVR Parlemen)
Perbesar
Tangkapan layar Ria Tarigan, istri Iptu Tomi yang hilang dalam pengejaran TPNPB OPM di Teluk Bintuni, Papua Barat, ketika bicara di Komisi III DPR, 17 Maret 2025. (Youtube/TVR Parlemen)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Inspektur Satu Tomi Samuel Marbun atau Iptu Tomi , yang waktu itu menjabat Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Teluk Bintuni, Papua Barat, hilang dalam pengejaran kelompok separatis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) pada 18 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Choiruddin Wachid, Iptu Tomi hanyut terbawa arus ketika menyeberangi Sungai Rawara dengan perahu mengikuti personel lainnya untuk memantau aktivitas pentolan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yaitu Marthen Aikingking yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) pada 18 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kapolres mengatakan, pencarian sudah dilakukan dua kali namun belum mendapat titik terang keberadaan korban.

Sementara itu, istri Iptu Tomi, Ria Tarigan, menemui Komisi III DPR pada Senin, 17 Maret 2025, karena menilai tidak seriusnya pencarian korban.

Menanggapi keluhan tersebut, Kapolres Teluk Bintuni menyatakan siap bertanggung jawab.

"Saya siap diperiksa, supaya masalah ini terang benderang," kata AKBP Choiruddin Wachid saat konferensi pers di Markas Polda Papua Barat, Manokwari, Selasa, 18 Maret 2025, seperti dikutip Antara.

Berikut kronologi hilangnya Iptu Tomi:

18 Desember 2024

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Teluk Bintuni Inspektur Satu Tomi Samuel Marbun bersama pasukan gabungan memantau aktivitas pentolan TPNPB OPM atau menurut istilah pemerintah kelompok kriminal bersenjata (KKB) yaitu Marthen Aikingking di Distrik Mokona, Teluk Bintuni.

Ketika menyeberang Sungai Rawara, Iptu Tomi hanyut, sementara anggota pasukan lain selamat.

Informasi soal insiden yang menimpa Iptu Tomi Marbun disampaikan oleh komandan Batalyon Yonif 642/Kapuas, setelah menerima laporan dari anggota Satgas menggunakan HT satelit.

18-31 Desember 2024

Tim gabungan TNI-Polri mencari Iptu Tomi selama 14 hari, namun tidak menemukan korban.

27 Januari-3 Februari 2015

Dilakukan pencarian tahap kedua, namun tidak berhasil menemukan korban.

17 Maret 2025

Istri Iptu Tomi, Ria Tarigan, menemui anggota Komisi III DPR mengeluhkan lambannya pencarian suaminya. Kuasa hukum keluarga menyatakan, keluarga tidak pernah menerima informasi dari Polres maupun Polda secara jelas.

Anggota Komisi III DPR minta Kapolri membentuk tim

18 Maret 2025

Kepala Bidang Humas Polda Papua Barat Kombes Pol Ongky Isgunawan mengatakan, pencarian tahap ketiga direncanakan pekan depan.

Pernyataan Istri Iptu Tomi

Ria Tarigan di depan Komisi III DPR menceritakan kronologi kejadian, seperti dikutip dari video yang diunggah di akun resmi DPR di Youtube.

Pada 18 Desember 2024, ia mendapat kabar dari Wakapolres bahwa suaminya  hilang karena kapal longboat terbalik. Keluarga dibantu kerabat mencoba sewa helikopter untuk mencari, tapi kemudian sewa dibatalkan.

Menurut Ria, Kapolres mengatakan berdasar info yang ia terima, Iptu Tomi tergelincir dari longboat. Tomi duduk di paling belakang, mungkin salah pijak dan tergelincir tidak ada yang lihat, kata Kapolres

Pada 19 Desember 2025, keluarga menyewa pesawat kecil untuk mencari via udara. Tidak ada tanda-tanda longboat hanyut  

Pada 20 Desember 2024, keluarga menyewa helikopter untuk mencari ke TKP. Pada malam harinya, Kapolres menelpon ke Ria yang kemudian memberikan telepon ke Kanit Resmob Roland Manggaprow. Menurut penuturan Roland, ia bersama sejumlah anggota berenang menyeberangi sungai namun karena arus deras, ia memberi tanda silang agar tim Iptu Toni tidak usah menyeberang.

Namun ketika tim Roland masuk hutan sekitar 20 meter, terdengar suara dari arah sungai. Mereka kembali dan melihat Iptu Tomi terbawa arus. Roland mencoba menolong tapi, mukanya terhantam kayu sehingga tidak bisa mendekati korban.

Menurut Ria, ia sempat bertemu dengan salah satu anak buah Iptiu Tomi, Gideon, yang tidak berani menceritakan kejadian. Ia juga sempat bertemu tatap muka dengan Roland, dan tidak ada tanda=tanda seperti memar di wajahnya karena terbentur kayu seperti doceritakannya.

Dalam kesempatan itu, Ria juga menceritakan sebelum berangkat suaminya mengatakan ditekan oleh Kapolres untuk menangkap tokoh KKB karena atasannya itu mengejar kenaikan pangkat.

Ria juga mengatakan, suaminya minta ia mentransfer uang Rp 30 juta untuk biaya operasional sewa kendaraan menuju TKP.

Pernyataan Kapolres

"Semua informasi, baik itu kronologis kejadian sampai proses pencarian, kami sampaikan ke keluarga. Mertua Iptu Tomi juga ikut dalam pencarian," katanya.

Dia membantah tudingan keluarga Iptu Tomi Samuel yang menduga adanya kejanggalan dalam insiden dimaksud, antara lain perbedaan penyampaian kronologis peristiwa, pembiayaan operasi penangkapan KKB, dan pembatalan helikopter.

Kapolres juga membantah keterangan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI soal larangan kepada ibu-ibu Bhayangkari mengunjungi rumah Iptu Tomi untuk memberikan penguatan kepada Ria  Tarigan.

"Saya berani bersumpah, tidak ada yang saya tutupi dari insiden ini. Saya pimpin langsung pencarian Tomi, karena saya anggap seperti adik kandung saya," katanya.

Dia menegaskan bahwa kawasan pencarian Iptu Tomi Marbun merupakan zona merah karena sering terjadi kontak senjata antara anggota TNI-Polri dengan KKB, sehingga helikopter perusahaan swasta tidak diperkenankan terlibat dalam misi itu.

Polres Teluk Bintuni kemudian mendapat bantuan helikopter milik Satgas Damai Cartenz untuk melakukan pencarian Iptu Tomi, dan penggunaan drone tempur, namun belum membuahkan hasil yang maksimal.

"Saya tepis tudingan keluarga Iptu Tomi soal saya mau kejar pangkat Kombes Pol. Itu tidak benar, saya tidak gila jabatan. Saya minta sertijab saya jadi Kabid Propam Polda Papua Barat Daya juga ditunda dulu," katanya.

Dia berharap pencarian Iptu Tomi pada tahap ketiga dapat membuahkan hasil maksimal sesuai ekspektasi pihak keluarga, dan kepolisian membuka ruang bagi jurnalis yang berkeinginan melakukan peliputan langsung proses tersebut.

"Saya ajak teman-teman wartawan ikut supaya bisa mengonfirmasikan kepada publik," ujarnya seperti dikutip Antara.

Pilihan Editor Aturan Hukum Judi Sabung Ayam dalam KUHP

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus