Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Lebih dari 400 pedagang Pasar Kutabumi, Pasarkemis, Kabupaten Tangerang menolak rencana revitalisasi pasar itu. Mereka masih bertahan berjualan di pasar yang dibangun pada tahun 2000 itu meski ancaman pengusiran dan penggusuran berada di depan mata.
"Kami semua menolak revitalisasi dan tidak akan pergi dari pasar ini, kami akan terus berjualan di sini," ujar Aniati, seorang pedagang kepada Tempo, Selasa 29 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pedagang sembako yang telah berjualan sejak 15 tahun lalu di pasar itu menyebutkan, hampir seluruh pedagang menolak meninggalkan pasar itu." Kami diintimidasi oleh preman, ditakut-takuti, listrik diancam diputus, pasar diancam mau ditutup, kami tetap bertahan," kata Aniati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut para pedagang, Perumda Pasar Niaga Kerta Raharja ( NKR) Kabupaten Tangerang telah mengeluarkan pernyataan resmi menutup Pasar Kutabumi sejak Jumat 25 Agustus 2023. " Tapi sampai sekarang kami masih bertahan dan tetap berjualan seperti biasa di pasar ini," ujar seorang pedagang pakaian.
Berdasarkan pengamatan Tempo, pasar yang memiliki 600 ruang dagang, mulai dari kios, los dalam pasar dan kios tenda yang berbaris di depan pasar masih beroperasi seperti biasa. Para pedagang Pasar Kutabumi tetap melakukan aktivitas berjualan dan melayani para pembeli yang ramai berkunjung.
Spanduk penolakan revitalisasi pasar Kutabumi, Pasarkemis, Kabupaten Tangerang, Selasa 29 Agustus 2023. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
Sejumlah spanduk berukuran besar bertuliskan menolak revitalisasi terpasang di depan pasar dan beberapa sudut pasar.
Para pedagang mengatakan, sejak puluhan tahun mereka dikelola oleh Koperasi Pasar Kutabumi (Kopastam). "Kok tiba tiba, Perumdam Pasar Niaga Kabupaten Tangerang datang mau merevitalisasi dan mengusir kami dari sini," ujar Sekretaris Kopastam Rina.
Rina mengatakan, dari 591 pedagang pasar, 95 persen di antaranya menolak revitalisasi dan memilih untuk bertahan. " Kami akan tetap berjuang mempertahankan hak kami dan akan tetap berjualan disini," kata Rina.
Alasan Pedagang Tolak Revitalisasi Pasar
Menurut Rina, pedagang menolak revitalisasi karena menilai pasar ini masih sangat layak dari sisi bangunan maupun lingkungannya." Kalau masih bagus kenapa harus dibangun ulang, disini juga bebas banjir, pasar bersih dan rapi semua terjaga dengan baik," ujarnya.
Menurut Rina, para pedagang juga keberatan dengan rencana revitalisasi yang terkesan mengada-ada dan tidak ada sosialisasi yang melibatkan para pedagang. "Tahu tahunya mau revitalisasi, kami diminta pindah ke tempat penampungan sementara, dan harga kios dan los di tempat baru sangat mahal dan mencekik," kata Rina.
Direktur Operasional Perumda Pasar NKR Kabupaten Tangerang Ashari Asmat membantah tidak melakukan sosialisasi dan melibatkan para pedagang dalam rencana revitalisasi pasar itu." Wacana revitalisasi ini sudah ada sejak tahun 2019, dan sosialiasi bertahap terus dilakukan dan pastinya melibatkan para pedagang," kata Ashari saat dihubungi Tempo.
Ashari memastikan jika pedagang yang menolak revitalisasi pasar hanya pedagang yang tidak terverifikasi dan tervalidasi." Kami sudah melakukan verifikasi dan validasi secara berulang dan dari 600 pedagang hanya 100-150 pedagang yang menolak," ujarnya.
JONIANSYAH HARDJONO
Pilihan Editor: Revitalisasi Blok G Pasar Tanah Abang Molor sejak 2018, Perumda Pasar Jaya Baru Himpun Data Pedagang