Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Reuni Polly dan Muchdi

25 Februari 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARTAI Berkarya mempertemukan kembali Pollycarpus Budihari Priyanto dengan Muchdi Purwoprandjono. Sementara Pollycarpus hanya kader biasa, mantan Deputi V/Penggalangan Badan Intelijen Negara itu menjabat ketua dewan kehormatan. Komisi Pemilihan Umum menyatakan Berkarya lolos verifikasi untuk berlaga dalam Pemilihan Umum 2019.

Pollycarpus mendekam di penjara selama 8 tahun 11 bulan-sampai bebas pada 2014-karena terbukti membunuh aktivis hak asasi manusia, Munir Said Thalib. Munir wafat di atas pesawat Garuda dalam penerbangan ke Belanda pada 7 September 2004. Polly salah satu pilot di maskapai itu.

Adapun Muchdi sempat menjadi tersangka perkara yang sama dengan tuduhan memerintahkan Polly dalam pembunuhan itu. Hakim membebaskannya pada 2008 karena percaya terhadap pernyataan Muchdi yang menyangkal bercakap dengan Polly di sekitar waktu pembunuhan melalui telepon. Muchdi beralibi telepon selulernya itu tak selalu dia pegang. Dalam sidang pada Desember 2008, hakim menyatakan Muchdi tak terlibat pembunuhan Munir.

Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang membenarkan kabar bahwa Muchdi dan Polly menjadi pengurus partai. "Tugasnya memenangkan partai di Maluku dan sekitarnya," katanya tentang tugas Polly.

Sebelum bergabung dengan Garuda Indonesia, Polly bekerja sebagai pilot maskapai kecil di Papua pada 1985-1987. Urusan pesawat pula yang mengantarkannya masuk Berkarya. Ia mengaku menjadi distributor pengadaan helikopter.

Ketua Dewan Pembina Berkarya Hutomo Mandala Putra punya bisnis penerbangan, PT Gatari Air Service. Polly bermaksud menawarkan helikopter kepada perusahaan tersebut. Ia punya kenalan di perusahaan helikopter di luar negeri. "Tapi belum ada deal," ujarnya pada Rabu pekan lalu.

Kini, sembari menawar-nawarkan helikopter, pria 57 tahun itu melamar ke sejumlah maskapai sebagai pilot, termasuk pilot pesawat kargo. Tapi, kata Polly, belum ada perusahaan yang menerimanya. Sekeluar dari penjara Sukamiskin, Bandung, Polly bekerja apa saja. "Kalau ada teman yang minta bantuan, ya, saya bantu," ujarnya tanpa penjelasan.

Kendati satu partai, Polly mengaku tak pernah bertemu dengan Muchdi. "Jangankan ngobrol, ketemu saja tak pernah," katanya.

Di Berkarya, Polly tak menjabat apa-apa, tapi punya kartu keanggotaan partai. Kartu itu hilang karena disimpan di dompet yang raib diambil copet. "Sudah minta kartu lagi, tapi belum jadi," ujarnya.

Anton Septian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus