Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Ridwan Kamil Tawarkan Bedol Desa bagi Korban Longsor Sukajaya

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menawarkan opsi bedol desa bagi korban longsor Sukajaya atau pindah ke lahan PTPN.

28 Januari 2020 | 17.57 WIB

Prajurit TNI AD berjalan di lokasi bencana tanah longsor Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, 13  Januari 2020. Basarnas menyatakan pencarian tiga korban tanah longsor di kampung tersebut dihentikan karena kondisi medan dan cuaca menjadi kendala. ANTARA
material-symbols:fullscreenPerbesar
Prajurit TNI AD berjalan di lokasi bencana tanah longsor Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, 13 Januari 2020. Basarnas menyatakan pencarian tiga korban tanah longsor di kampung tersebut dihentikan karena kondisi medan dan cuaca menjadi kendala. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bogor - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menawarkan dua opsi bagi korban longsor Sukajaya di Kabupaten Bogor. Opsi yang disodorkan adalah merelokasi korban ke 15 wilayah lain atau memindahkan seluruh penduduk atau bedol desa. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Salah satu tempat yang ditawarkan untuk relokasi korban longsor adalah lahan PTPN VIII di Kabupaten Bogor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Yang lokasinya betul-betul tidak memungkinkan atau dia rumahnya terdampak sedikit tapi daerah yang rawan longsor, maka kita ada opsi relokasi,” kata Ridwan Kamil dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa, 28 Januari 2020.

Ridwan menawarkan opsi itu saat mengunjungi tempat pengungsian korban longsor di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Di depan pengungsi, Ridwan Kamil menawarkan dua opsi.

“Ada dua opsi hari ini, tetap di sini tapi harus dicek dulu oleh ahli. Opsi kedua, sebenarnya lebih kami sukai, karena memindahkan tidak terpencar-pencar, langsung semuanya di lokasi yang sama,” kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil mengatakan, opsi petama dibuka karena sebagian warga masih menginginkan di relokasi di tempat yang tidak jauh dari kediamannya “Tapi kita harus cek dulu dengan ahli geologi. Kalau ternyata tidak ditemukan lahan yang datar, tidak memadai, ada juga lahan miring, rawan apa tidak, nanti pendapat dari ahli geologi itu akan dijadikan sebuah informasi (ke warga),” kata dia.

Ridwan Kamil mengatakan, opsi kedua merelokasi warga dengan bedol desa. Bagi warga Pasir Padang misalnya, lokasi relokasi yang disiapkan berada di lahan PTPN VIII. “Kita sudah ada tempat 15 kilometer dari sini, ada tanah luas milik PTPN yang akan kita kondisikan sebagai perkampungan baru, jadi bedol desa,” kata dia.

Seluruhnya ada 15 lokasi yang disiapkan pemerintah menjadi opsi relokasi warga korban longsor di Kabupaten Bogor yang terjadi saat pergantian tahun baru 2020 lalu.

Belasan calon lokasi relokasi itu tersebar di 3 wiayah. Lima titik di lokasi lahan milik PTPN VIII Cikasugka seluas 20,48 hektare. 8 lokasi di tanah perusahaan bukan milik PTPN seluas 59,5 hektare, serta 2 lokasi di tanah warga seluas 1,72 hektare. Total kebutuhan lahan untuk relokasi warga korban longsor Kabupaten Bogor mencapai 81,7 hektare.

Ridwan sempat melihat salah satu lokasi bakal relokasi warga di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Lahan PTPN diklaimnya, salah satu yang cocok untuk merelokasi warga.

“Karena lahannya juga lahan hijau, jadi selain rumah nanti kita bisa sediakan tempat bercocok tanam atau bekerja sama dengan PTPN mengelola tanah pertanian,” kata dia.

Ridwan Kamil meminta warga segera memutuskan secepatnya untuk memilih di antara dua opsi itu. Pemerintah berencana awal Februari 2020 ini sudah bisa memulai membangun hunian untuk tempat relokasi warga korban longsor.

Pemerintah juga masih membuka opsi memberikan bantuan untuk perbaikan rumah jika lokasi rumahnya memungkinkan untuk ditempati berdasarkan tingkat kerusakannya.

Kepala Desa Pasir Madang Encep Sunarya mengatakan, di desanya terdapat 10 lokasi posko pengungsian korban longsor yang seluruhnya berjumlah 540 keluarga. “Alhamdulillah bantuan baik dari pemerintah, relawan, maupun donatur sudah disalurkan dan diterima oleh masyarakat,” kata dia, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 28 Januari 2020.

Encep mengatakan, warganya yang menjadi korban longsor masih menunggu hasil penelitian ahli geologi. “Kita tunggu hasil dari ahli geologi seberapa rentan tingkat bencana yang ada di Desa Pasir Madang,” kata dia.

Menanggapi tawaran Ridwan Kamil untuk relokasi korban longsor Sukajaya ke tempat lain, Encep mengatakan sebagian besar warganya masih ingin tinggal di Desa Pasir Madang. “Tapi nanti kami sosialisasikan ke masyarakat kalau seandainya Desa Pasir Madang ini masuk zona merah (rawan longsor),” kata dia.

AHMAD FIKRI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus