Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu perawatan kulit yang masih digemari adalah perawatan laser wajah. Manfaat perawatan laser sangat beragam dan cukup menjanjikan tak heran jika banyak yang rela menghabiskan banyak uang untuk mencobanya.
Jika Anda ingin mencobanya, pastikan dokter yang melakukan laser terpercaya. Ini karena perawatan laser tindakan medis yang memiliki risiko merusak kulit apabila dilakukan dengan cara yang salah. Sebab itu, sangat penting untuk mengetahui lebih banyak tentang perawatan laser wajah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perawatan laser untuk wajah bermanfaat untuk mengatasi berbagai masalah kulit. Mulai dari membantu menghilangkan bercak kecokelatan di kulit akibat pertambahan usia atau age spot, memudarkan bekas luka, membuat wajah terlihat lebih kencang dengan menghilangkan kerut halus dan keriput, mengencangkan kulit, meratakan warna kulit, ,engecilkan kelenjar minyak agar wajah tidak berminyak, menghilangkan kutil di wajah, serta mengencangkan sudut-sudut mata agar terlihat lebih muda
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk mendapatkan manfaat laser wajah secara maksimal, Anda harus memilih metode yang paling cocok dengan kondisi kulit. Secara umum, perawatan ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ablatif dan non-ablatif.
Laser ablatif disebut juga sebagai wounding laser. Artinya, laser ini akan menimbulkan perlukaan baru untuk memicu pembentukan kolagen. Sedangkan laser non-ablatif adalah prosedur yang juga akan memicu pertumbuhan kolagen di kulit, tapi tanpa perlukaan. Karena itu, prosedur ini dapat juga disebut sebagai tindakan laser non-ablatif.
Dengan menjalani laser non-ablatif, kulit dirangsang untuk membentuk kolagen, yang secara perlahan akan memperbaiki tekstur dan meratakan warna kulit. Laser jenis ini lebih ringan dibanding laser ablatif dan waktu penyembuhan yang dibutuhkan lebih singkat. Namun, prosedur ini membutuhkan waktu yang lebih lama hingga hasilnya bisa benar-benar terlihat.
Laser ablatif dan non-ablatif bisa dibagi lagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, seperti laser CO2, laser erbium, laser pulsed-dye, laser fraksional, atau laser IPL. Laser wajah, baik jenis ablasi maupun non-ablasi memiliki risiko yang perlu Anda waspadai.
Berikut ini risiko yang bisa timbul akibat prosedur laser ablasi:
- Infeksi
Pada beberapa orang, laser jenis ablasi bisa memicu kambuhnya infeksi virus seperti herpes. Selain itu, prosedur ini pun berisiko membuat kulit jadi lebih rentan terkena infeksi bakteri dan jamur.
- Perubahan warna kulit
Prosedur laser wajah jenis ablasi juga bisa memicu perubahan warna kulit menjadi lebih gelap atau terang dari sebelumnya, hanya pada area yang mendapatkan perawatan laser ini. Sehingga, warna kulit bisa saja terlihat tidak merata. Perubahan ini umumnya muncul beberapa minggu setelah prosedur dilakukan dan lebih sering terjadi pada orang yang memiliki warna kulit gelap.
- Bekas luka
Pada orang dengan kulit yang memang rentan mengalami bekas luka, prosedur laser juga dinilai bisa memicu hal itu terjadi.
- Kelopak mata bagian bawah terlipat ke luar
Kondisi ini disebut juga sebagai ektropion dan dapat terjadi apabila prosedur laser dilakukan di dekat kelopak mata bagian bawah.
- Kemerahan, bengkak, dan gatal di kulit
Area kulit yang menjalani perawatan dengan laser bisa mengalami bengkak dan gatal selama beberapa hari setelah perawatan. Sementara itu warna kemerahan yang muncul di kulit bisa bertahan hingga beberapa bulan setelah prosedur.
- Jerawat
Jerawat juga mungkin muncul setelah prosedur, terutama jika Anda menggunakan produk krim tertentu dan perban untuk menutup wajah setelah prosedur. Selain jerawat, bintik-bintik kecil berwarna putih yang disebut milia juga bisa muncul.
Sedangkan laser non-ablasi juga memiliki risiko yang hampir sama dengan laser jenis ablasi, yaitu menyebabkan kulit menjadi kemerahan dan bengkak, infeksi, serta perubahan warna kulit.