Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komite Krisis dan anggota Koperasi Simpan Pinjam Melania Credit Union (KSP-MCU) didampingi oleh kuasa hukum, mengajukan somasi terbuka kepada pengurus, pengawas, dan seluruh jajaran manajemen KSP-MCU. Somasi ini dilayangkan pada Sabtu, 8 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sebuah video yang diunggah di instagram, anggota Komite Krisis, Susi Silalahi, menuntut pertanggungjawaban KSP-MCU atas tabungan anggota yang tidak dapat diambil. “Kami melayangkan somasi terbuka atas uang tabungan anggota yang hingga saat ini tidak dapat diambil, dengan total kerugian Rp 50 miliar, dengan alasan uang ada di debitur atau peminjam,” ujar Susi di Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anggota Komite Krisis sekaligus mantan Sekretaris Pengawas KSP-MCU, Thomas Budiarto, menyebut kerugian kurang lebih Rp 50 miliar itu merupakan jumlah akumulatif anggota yang ingin menempuh jalur hukum.
Menurut dia, Komite Krisis telah menggalang anggota yang berkeinginan mengajukan gugatan terkait hal tersebut. “Kami fasilitasi, kami kumpulkan surat kuasa dari para anggota, lalu berapa besar yang mau dituntut, kembalikan ke anggota. Sudah kita kumpulkan datanya kira-kira ada 130 anggota itu totalnya sekitar Rp 50 miliar itu,” kata dia ketika dihubungi, Senin, 10 Juni 2024.
Namun, Thomas mengatakan total kerugian bisa lebih dari itu jika semua anggota ikut berpartisipasi. Pasalnya, KSP-MCU ini memiliki 2.700 anggota dengan total aset Rp 273 miliar. “Aslinya total kredit macet lebih dari Rp 200 miliar,” tuturnya.
Thomas juga mengatakan, para anggota sudah mulai mengalami kesulitan untuk menarik tabungan pada awal 2023. Selain itu, pada Rapat Anggota Tahunan 2023, yang diselenggarakan dua kali, yaitu 23 Maret dan 27 April 2024, terungkap bahwa terjadi kenaikan rasio pinjaman bermasalah atau Non Performing Loan (NPL).
NPL pada akhir 2022 sebesar 4,85 persen ini melonjak menjadi sekitar 86,33 persen di akhir 2023. “Sedangkan manajemen tidak dapat menjelaskan secara rasional penyebabnya dan tidak mau membuka data NPL,” kata dia.
Tim Verifikasi bersama Pengawas-Pengurus Sementara KSP-MCU kemudian melakukan verifikasi data terkait hal ini. Berdasarkan dokumen-dokumen yang diperoleh per 31 Desember 2023, NPL senilai Rp 226 miliar hanya berasal dari 5 orang peminjam besar dengan nilai agunan yang tidak setara.
Oleh karena itu, Komite Krisis dan anggota koperasi berharap agar pihak manajemen segera mengambil langkah-langkah konkret untuk menyelesaikan permasalahan ini dan mengembalikan hak-hak anggota. Selain itu, Komite Krisis juga memandang perlu segera dilakukan audit investigasi secara lebih mendalam dengan melibatkan aparat penegak hukum.
Tempo menghubungi pihak Melania Credit Union pada Kamis, 13 Juni 2024, tapi belum mendapatkan jawaban. Sehari sebelumnya pihak Melania mengirim surat keberatan atas berita tersebut karena dianggap tidak memberi ruang kepada mereka untuk memberikan penjelasan. “Tempo menulis berita yang menurut kami tidak ditulis secara cover both side sesuai prinsip jurnalistik,” kata Cartaker Meliana Credit Union William Setiadi.
DEFARA DHANYA
Catatan redaksi:
Artikel ini mengalami perubahan di paragraf kelima mengenai jumlah anggota yang sebelumnya tertulis 2.800 menjadi 2.700 serta tambahan dari pihak Melania Credit Union pada Kamis, 13 Juni 2024 pukul 13.50 WIB.