Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KURANG sepuluh bulan menjelang Pemilihan Umum 2024, Sandiaga Uno hengkang dari Partai Gerindra. Menjadi kader sejak 2015, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu meninggalkan Prabowo Subianto, Ketua Umum Gerindra sekaligus pasangannya dalam pemilihan presiden 2019. Sandiaga disebut bakal segera bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sandiaga pun berpeluang mendampingi Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang menjadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Ia berpeluang berkompetisi dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, yang juga sohibnya. Pada Rabu, 3 Mei lalu, Sandiaga menjelaskan rencana politiknya menghadapi Pemilu 2024 kepada wartawan Tempo, Hussein Abri Dongoran dan Francisca Christy Rosana, di Jakarta Pusat.
Anda dikabarkan berpeluang menjadi calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo. Apa tanggapan Anda?
Itu ranahnya partai karena para pemimpin partai yang menentukan pasangan calon presiden dan wakil presiden. PDIP sudah mendeklarasikan Pak Ganjar, lalu diikuti PPP. Saya sudah mengucapkan selamat kepada Pak Ganjar sewaktu bertemu di Semarang.
Anda tokoh politik pertama yang bertemu dengan Ganjar setelah deklarasi PDIP.
Mungkin itu skenario langit karena tak ada yang merancang pertemuan secara khusus. Saya hadir sebagai narasumber dalam program desa wisata dan tak ada yang menyangka beliau akan dideklarasikan sehari sebelum Lebaran.
Baca: Bagaimana Megawati Diam-diam Memilih Ganjar Sebagai Calon Presiden
Seberapa dekat Anda dengan Ganjar?
Beliau sahabat saya sejak bertugas di Kementerian Pariwisata. Kami mengerjakan sejumlah program kolaborasi dan komunikasi kami tak pernah secara formal. Saya melihat beliau sosok pemimpin yang bisa ditawarkan ke rakyat. Saya doakan persiapan beliau lancar.
Rencana Anda untuk Pemilu 2024 banyak dipengaruhi Presiden Joko Widodo. Bagaimana penjelasan Anda?
Pertemuan saya dengan Presiden Joko Widodo bersifat tertutup sehingga saya tak bisa menyampaikan isinya. Namun Presiden menaruh harapan besar terhadap keberlanjutan pembangunan. Ada yang mengkritik Presiden ikut campur dalam Pemilu 2024. Saya berpikir ini merupakan bentuk kecintaan beliau.
Apa arahan Presiden Jokowi saat Anda bertemu empat mata di Istana Negara?
Saya menyampaikan perkembangan bahwa sudah mundur dari partai. Yang diharapkan dari saya, ada kesejukan sehingga berpolitik itu menjadi guyub dan rukun.
Baca: Manuver Prabowo Subianto Setelah Ganjar Pranowo Jadi Calon Presiden
Menteri BUMN Erick Thohir juga disebut berpotensi menjadi calon wakil presiden. Anda merasa bersaing dengannya?
Saya tak merasa bersaing dengan Erick Thohir. Apa pun hasilnya, kami tetap bersahabat. Sebab, persahabatan kami dibangun sejak puluhan tahun lalu. Kami sudah melewati pasang-surut. Ujian terberat kami terjadi pada Pemilu 2019, saya menjadi kontestan dan Pak Erick menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin. Saya menghormati beliau.
Apa rencana Anda setelah keluar dari Gerindra?
Saya sedang berkontemplasi untuk menentukan langkah. Saya mendapat masukan dari para pemimpin partai politik yang dekat dengan saya, di antaranya Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Persatuan Pembangunan. PPP dekat dengan saya dalam enam bulan terakhir karena mengundang saya dalam berbagai acara.
Baca: Goyah Koalisi Setelah Ganjar Jadi Calon Presiden
Mengapa berkomunikasi dengan PKS, partai oposisi pemerintah?
PKS adalah mitra dalam kontestasi demokrasi. Saya punya kedekatan dan chemistry karena pernah berjuang bersama dengan mereka. Saya terbuka menyampaikan ajakan untuk membangun bangsa yang lebih positif dalam bingkai persatuan.
Anda menjajaki peluang berpasangan dengan Anies Baswedan seperti pada pemilihan kepala daerah 2017?
Pembicaraan kami tak sampai ke sana. Saya ingin tahu Koalisi Perubahan itu, perubahannya bagaimana. Apakah membuka hilirisasi dan digitalisasi. Kami juga menyamakan pemikiran dalam mendorong kerja sama ekonomi di antara negara-negara Islam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo