Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEBATANG roti. Sekotak vitamin. Setumpuk surat. Sekantong apel. Dan seberkas cahaya cinta yang melelehkan pintu-pintu bui? buah tangan Helene Le Touzey bagi anaknya, Michael Loic Blanc, di Penjara Kerobokan, Bali. Enam hari dalam sepekan?Senin sampai Sabtu?di sepanjang tahun, Helene menyusuri jalan menuju penjara. Membawa hantaran, menyampaikan kabar, mendengarkan keluh. Lalu, ibu dan anak saling bertukar hati.
Tahun-tahun lewat. Toko-toko roti kian lebar. Penjual vitamin telah berganti. Surat-surat datang dan pergi. Semuanya bergerak dan berubah. Tapi tidak Helene: cintanya kepada Michael, anak bungsu?dari tiga bersaudara?yang dia lahirkan 32 tahun silam di Bonneville, Prancis, tak melekang. Bahkan kian mengekal dengan cara, ?Yang hanya dapat dimengerti oleh setiap ibu yang pernah menatang anak di dalam rahimnya,? katanya kepada Tempo. ?Andaikata hidup saya dapat dipertukarkan dengan kebahagiaannya,? Helene berangan-angan.
Di sebuah rumah kayu di Legian, Bali, pada suatu Ahad pagi Februari lalu. Helene menyandarkan tubuhnya di kursi. Buku catatan tebal terhampar di depannya. Matanya menerawang, jauh dan sedih. Lalu dia mulai menulis?: ?Catatan untuk Senin: dua balok roti cinnamon, sekotak multivitamin, print-out berita di koran Le Monde?.?
Hermien Y. Kleden
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo