NAKAL itu fatal bagi Roy Okoka, 15 tahun, siswa kelas II SMP Negeri Yoka Sentani, Irian Jaya. Saat jam istirahat, di celah riuhnya para murid bermain di pekarangan, Roy buang air kecil ke belakang. Ketika akan kembali bergabung dengan kawan- kawannya, di tengah jalan ia melihat ular sepanjang 30 cm. Satwa berbisa itu sudah tidak bergerak. Roy lalu mencokoknya. Dan iseng, ia membuang ular tadi ke tengah kerumunan murid cewek. Akibatnya, mereka riuh terpekik histeris. Melihat itu, Roy malah riang. Bangkai ular tadi dipungutnya lagi dan ia terus mengejar kawan-kawannya yang makin ketakutan. Kejadian ini akhirnya dipergoki seorang guru, Nyonya M. Sinaga. Murid jail itu dipanggilnya dengan suara melengking. Giliran Roy kini jadi ketakutan. Cepat-cepat ular itu dibuangnya. ''Kau ambil kembali ularnya,'' ujar Ibu Guru Sinaga. Saat itu juga Roy disetrap. Sang guru menyuruhnya menggigit ular itu sampai putus. Namun, Roy tidak cepat mematuhi perintah tersebut. Beberapa kali dihardik disaksikan kerumunan teman- temannya baru Roy menggigit bangkai ular itu. Tes! Putus. Tak lama kemudian anak keempat dari tujuh bersaudara itu sempoyongan. Lalu pingsan. Bocah ini kemudian diusung ke kantor sekolah. Dengan bantuan beberapa guru, Roy siuman. Begitu merasa agak segar, dia langsung lari tanpa pamit. Setiba di rumah, Roy mengadu. Mendengar itu, orang tuanya serta seluruh kerabat Okoka kontan menyerbu SMP Yoka Sentani. Mereka melempari sekolah tersebut. Serangan dapat dihentikan setelah datang satu regu keamanan. Dan seperti dilaporkan Mochtar Touwe dari TEMPO pekan lalu, yang mengutip koran setempat, Cenderawasih Pos, ternyata Ibu Guru Sinaga membantah cerita Roy. ''Saya hanya menyuruh dia membuang ular itu,'' katanya. Namun, menurut wakil kepala sekolah, persoalan akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan, dihadiri pihak keamanan dan beberapa tokoh adat setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini