Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
IMIP menjadi kawasan industri tempat berkumpulnya anak usaha Tsingshan.
Bintang Delapan menjadi perusahaan nasional yang berkongsi dengan Cina di IMIP.
Jejaring pengusaha dan jenderal terbuhul di smelter nikel Morowali.
SETELAH tertunda dua hari, polisi akhirnya melakukan gelar perkara kasus ledakan di smelter nikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) pada 3 Januari 2024. Gelar perkara di Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah itu berlangsung setelah penyidik melakukan olah tempat kejadian perkara, mengumpulkan bukti, meminta keterangan ahli dan saksi-saksi, serta menguji sampel bukti di laboratorium. “Sekarang sudah naik ke penyidikan,” kata Kepala Kepolisian Resor Morowali Ajun Komisaris Besar Suprianto pada 5 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Suprianto, investigasi kebakaran smelter PT Tsingshan Indonesia yang menewaskan 21 pekerja ini melibatkan tim Disaster Victim Identification, Indonesia Automatic Fingerprint Identification System, serta tim laboratorium forensik dari Makassar, Sulawesi Selatan. Lokasi smelter ditutup selama olah tempat kejadian perkara dan pengambilan sampel untuk laboratorium berlangsung. “Kurang-lebih selama tiga hari,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di tengah penyelidikan itu, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) selaku kawasan industri yang menjadi domisili operator smelter nikel, termasuk ITSS, melakukan aneka perbaikan. Menurut Direktur Komunikasi IMIP Emilia Bassar, perusahaannya memprioritaskan sistem pengawasan aspek kesehatan dan keselamatan kerja atau K3. “IMIP berupaya untuk mendapatkan ISO 9001 dengan terus meningkatkan sistem manajemen mutu,” tuturnya melalui surat elektronik pada 5 Januari 2024.
IMIP yang berlokasi di Desa Fatufia, Kecamatan Bahadopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, adalah tempat bermukimnya perusahaan-perusahaan pengelola smelter yang mengolah dan memurnikan mineral hasil pertambangan. Kawasan Industri Morowali masuk daftar proyek strategis nasional (PSN) yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian Nomor 9 Tahun 2022. Dengan status PSN, IMIP memperoleh dukungan pemerintah, antara lain melalui percepatan pengembangan infrastruktur.
Sintong Panjaitan (kanan) dan Halim Minna (kedua dari kanan) saat pembukaan dan kuliah perdana Politeknik Industri Logam Morowali, Sulawesi Tengah, September 2017. Kemenperin.go.id
Selain ITSS, perusahaan yang menempati lahan IMIP antara lain PT Sulawesi Mining Investment (SMI), PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry (GCNS), PT Tsingshan Steel Indonesia (TSI), PT Indonesia Ruipu Nickel and Chrome Alloy (IRNC), PT Dexin Steel Indonesia, PT Hengjaya Nickel Industry (HNI), PT Ranger Nickel Industry (RNI), PT Huayue Nickel & Cobalt (HYNC), dan PT Qing Mei Bang New Energy Materials Indonesia (QMB). Beberapa perusahaan itu terhubung sebagai afiliasi dari Tsingshan Holding Group, perusahaan logam asal Cina.
Tsingshan didirikan oleh Xiang Guangda dan kerabatnya, Zhang Jimin, pada 1992. Perusahaan ini menjalankan produksi baja nirkarat dengan sejumlah bisnis penambangan nikel, peleburan baja nirkarat, logistik, dan perdagangan komoditas. Tsingshan juga terlibat dalam produksi bahan baku dan produk setengah jadi untuk baterai kendaraan listrik.
Menurut majalah Forbes, Xiang Guangda memiliki kekayaan bersih US$ 1,2 miliar. Dia menjalankan Tsingshan bersama istrinya, He Xiuqin, dan saudaranya, Xiang Guangtong. Nama Xiang Guangtong tercatat sebagai Direktur IMIP. Melalui perusahaan-perusahaan yang berdomisili di IMIP, para tauke ini menjalankan bisnis pengolahan nikel dan baja tahan karat. Investasi di kawasan industri itu mencapai US$ 21 miliar atau Rp 325,4 triliun dengan penyerapan tenaga kerja 77 ribu orang pada 2022.
•••
PT Indonesia Morowali Industrial Park dan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel menjadi contoh sukses perkongsian antara perusahaan Cina dan Indonesia di sektor bisnis mineral. Selain Tsingshan, yang masuk lewat Shanghai Decent Investment dan SMI, saham IMIP juga dikuasai oleh perusahaan lokal, PT Bintang Delapan Investama.
Di tubuh Bintang Delapan Investama yang memegang 25,31 persen saham IMIP ada nama-nama besar. Berdasarkan akta perusahaan, tercatat nama pengusaha Halim Minna dan Hamid Minna yang menjabat direktur utama dan komisaris serta dua pensiunan jenderal tentara, Hendardji Soepandji, mantan Komandan Pusat Polisi Militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, serta Sintong Panjaitan, yang pernah menjabat penasihat militer untuk Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Sintong, pensiunan letnan jenderal, menjabat Komisaris Utama Bintang Delapan Investama, sedangkan Hendardji, yang pensiun dengan pangkat mayor jenderal, menjadi komisaris.
Nama Hamid Mina, Halim Mina, dan Sintong Panjaitan juga tertera dalam akta PT Bintang Delapan Mineral (BDM). BDM adalah pemegang 25,65 persen saham SMI. Menurut situs Minerba One Data Indonesia atau MODI Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Sintong menjabat Komisaris Utama BDM. Halim Minna menjabat Wakil Komisaris Utama dan Hamid Minna menjabat Direktur Utama BDM.
Sosok lain yang ada di tubuh grup Bintang Delapan dan IMIP adalah Alexander Barus. Dia mantan birokrat yang pernah menjabat Direktur Kimia Industri Hulu Kementerian Perindustrian, anggota tim pasokan gas di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, atase perdagangan, serta Direktur Badan Pengembangan Teknologi Perindustrian dan Perdagangan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. Alexander juga menjabat Presiden Direktur PT Saka Dirgantara Energi, Wakil Direktur Utama BDM, dan Direktur Utama IMIP. Tempo sudah meminta tanggapan Alexander, tapi tak mendapat respons.
Laporan kertas kerja riset Komisi Pemberantasan Korupsi dan Auriga Nusantara berjudul “Tata Kelola Sumber Daya Alam di Sulawesi Tengah: Pengalaman Industri Berbasis Nikel di Morowali” menyebutkan IMIP mewakili kekuatan modal transnasional yang mengendalikan industri berbasis sumber daya alam terintegrasi secara vertikal.
Menurut laporan tersebut, modal IMIP berpusat pada Tsingshan Group yang mengontrol pengelolaan kawasan industri, akses terhadap deposit bijih nikel, industri peleburan nikel, dan industri baja nirkarat. Di sisi hilir, perusahaan-perusahaan ini mengontrol industri bahan baku baterai kendaraan listrik melalui penguasaan saham dan kerja sama dengan korporasi internasional lain. Bintang Delapan selaku perusahaan nasional mengontrol saham minoritas perusahaan-perusahaan di kawasan tersebut.
Seorang pejabat bercerita, grup Bintang Delapan berperan dalam memegang urusan eksternal, seperti perizinan dan komunikasi dengan pemerintah. Adapun Tsingshan mengurusi kegiatan operasional. Namun Emilia Bassar membantah informasi ini. Menurut dia, Bintang Delapan tak mengelola IMIP dan perusahaan-perusahaan di dalamnya. “Kawasan industri hanya dikelola oleh IMIP yang memberikan layanan pada kebutuhan tenant, termasuk perizinan, analisis mengenai dampak lingkungan, dan lain-lain. Jadi bukan Bintang Delapan,” katanya pada 6 Januari 2024.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Pada edisi cetak artikel ini berjudul "Tauke dan Jenderal di Bisnis Mineral".