Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Perusahaan optimistis dukungan insentif memperbaiki iklim usaha, termasuk di sektor properti.
Rumah tapak merupakan satu-satunya sektor yang mulai bangkit.
Perkantoran dan lokasi retail anjlok sepanjang 2020 karena melandainya permintaan.
JAKARTA – PT PP Properti Tbk tak melewatkan momentum penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dengan meluncurkan produk baru. Perusahaan juga optimistis dukungan bank sentral, yang menggelontorkan insentif berupa pelonggaran aturan pemberian kredit, akan memperbaiki iklim usaha, termasuk di sektor properti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Keuangan PP Properti, Deni Budiman, menuturkan sejumlah kebijakan ini menguntungkan perusahaan sekaligus konsumen. Masyarakat dapat menikmati uang muka hingga nol persen dari kebijakan tersebut. "Dari sisi pengembang, kebijakan ini menjadi salah satu stimulus yang baik untuk meningkatkan penjualan," ujarnya, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan 7-Day Reserve Repo Rate menjadi 3,5 persen. Ini menjadi suku bunga acuan terendah setelah empat kali diturunkan selama pandemi merebak. Pada awal 2020, suku bunga acuan masih sebesar 5 persen. Mulai 1 Maret mendatang, bank sentral juga memberikan kelonggaran maksimal 100 persen loan to value dan financing to value untuk semua jenis properti.
Untuk memanfaatkan kesempatan tersebut, PP Properti meluncurkan produk rumah tapak di kawasan Cibubur. Emiten berkode PPRO ini menawarkan jenis bangunan berkonsep green and sustainable house, dengan tiga jenis tipe rumah. Perseroan telah bekerja sama dengan perbankan untuk memudahkan konsumen mengajukan kredit melalui KPR ataupun cicilan.
Direktur Operasi 2 PP Properti, Arso Anggoro, menyatakan perusahaan masih akan mengembangkan proyek rumah tapak lainnya di dua lokasi berbeda pada tahun ini, setelah melihat tren permintaan yang menanjak. "Kami akan mengembangkan di Semarang dan Bandung," tuturnya. Total keseluruhan rencana pengembangan proyek hunian tersebut mencapai 30 hektare.
Head of Research Savills Indonesia, Anton Sitorus, menyatakan rumah tapak merupakan satu-satunya sektor yang mulai bangkit. Kinerja sektor lainnya, seperti perkantoran dan lokasi retail, anjlok sepanjang 2020 karena penurunan permintaan. "Sebagian sektor belum banyak pulih, kecuali rumah tapak karena didorong pertumbuhan tempat tinggal untuk end user," kata dia.
Pekerja bangunan di kawasan Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Bekasi, Jawa Barat, 26 Desember 2020. Tempo/Tony Hartawan.
Anton menyarankan pengembang berfokus pada pengguna akhir dengan menawarkan harga terjangkau. Saat ini konsumen yang bersedia melakukan transaksi cenderung mencari properti untuk digunakan sendiri. Contohnya, keluarga muda yang mencari tempat tinggal pertama.
Menurut Anton, rumah berkonsep smart home dan full furniture dengan harga di bawah Rp 2 miliar akan banyak dilirik. "Promosi juga bisa digenjot lewat digital," tuturnya.
PT Intiland Development Tbk juga berencana berfokus pada rumah tapak tahun ini. Sekretaris Perusahaan Intiland, Theresia Rustandi, memperkirakan permintaan produk tersebut masih akan stabil.
"Khususnya produk dengan kisaran harga di bawah Rp 5 miliar," katanya. Segmen tersebut menyumbangkan 68 persen dari total marketing sales perusahaan. Rencananya, perusahaan akan mengembangkan perumahan tapak di Tangerang, Jakarta, serta Surabaya pada tahun ini.
Menurut Theresia, perseroan akan menarik minat konsumen dengan menawarkan berbagai kemudahan cara bayar, antara lain, potongan harga, cicilan bertahap tanpa bunga, hingga berbagai bonus untuk pembelian proyek tertentu, seperti bonus furnitur.
Perusahaan juga bekerja sama dengan bank pemberi KPR untuk program pembiayaan pemilikan rumah. "Ditambah dengan era suku bunga rendah saat ini, kami yakin minat masyarakat terhadap kredit pemilikan rumah atau properti lainnya juga akan meningkat."
Sedangkan Sinarmas Land Ltd, induk usaha PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), memilih melakukan ekspansi dengan menambah properti. Perusahaan telah resmi mengakuisisi PT Bhumindo Repenas Jayautama, PT Cibubur Permai Lestari, dan PT Gunung Indah Permai Lestari dengan nilai total Rp 346,77 miliar.
"Kegiatan utama ketiga perusahaan adalah pemilik properti (tanah)," ujar Direktur Sinarmas Land, Robin Ng Cheng Jiet, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Singapura.
Di dalam negeri, BSDE menargetkan pra-penjualan mencapai Rp 7 miliar pada tahun ini. Direktur BSDE, Hermawan Wijaya, optimistis minat konsumen masih tinggi, berkaca pada penjualan tiga bulan terakhir pada 2020. Pada triwulan tersebut, BSDE membukukan angka pra-penjualan Rp 1,8 triliun atau setara 28 persen dari total angka pra-penjualan sepanjang 2020, yang sebesar Rp 6,5 triliun.
Target pra-penjualan 2021 akan ditopang oleh segmen utama BSDE, yakni segmen residensial dan komersial. Pra-penjualan segmen residensial ditargetkan mencapai Rp 4,4 triliun dari kawasan hunian, seperti BSD City, Nava Park, Kota Wisata, Grand Wisata, Taman Permata Buana, Taman Banjar Wijaya, Legenda Wisata, Grand City Balikpapan, dan The Zora.
Sedangkan segmen komersial ditargetkan Rp 1,6 triliun. Segmen ini terdiri atas rumah toko, kaveling, dan apartemen. Kawasan komersial di BSD City menjadi kontributor utama penjualan segmen ini.
YOHANES PASKALIS, LARISSA HUDA, VINDRY FLORENTIN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo