Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Siswi Penjual Cilok Atur Waktu Belajar - Kerja, Tidur Cukup 2 Jam

Siswi penjual cilok, Ida Ayu Riski harus pandai membagi waktu untuk sekolah, belajar di rumah, membuat cilok, dan berdagang.

25 Oktober 2018 | 05.51 WIB

Ida Ayu Riski Susilowati, siswi kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan Bhakti Karya Karanganyar yang berjualan cilok di sekolah. TEMPO | Ahmad Rafiq
Perbesar
Ida Ayu Riski Susilowati, siswi kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan Bhakti Karya Karanganyar yang berjualan cilok di sekolah. TEMPO | Ahmad Rafiq

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Karanganyar - Siswi kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan Bhakti Karya Karanganyar, Ida Ayu Riski Susilowati harus membiayai kebutuhan hidup sendiri dan adiknya dengan cara berjualan cilok di sekolah. Sehari-hari, siswi yatim harus pandai membagi waktu untuk sekolah, berjualan, sampai membuat barang dagangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Saya biasa bangun pukul 02.00," kata Ayu Riski saat ditemui di sekolahnya, Rabu 24 Oktober 2018. Dia bangun pada dinihari untuk menyiapkan adonan bahan cilok kemudian memasaknya. Sembari menunggu matang, dia menyiapkan sepeda pinjaman dari kerabat yang sudah dilengkapi keranjang serta tungku arang di dalamnya.

Setelah cilok matang, barulah Ayu Riski menyiapkan diri berangkat ke sekolah. Dia biasanya berangkat pada pukul 06.00. Jarak dari rumah ke sekolahnya sekitar 4 kilometer. "Ke sekolah naik sepeda dengan membawa dagangan," katanya.

Siswi kelas XII SMK Bhakti Karya Karanganyar, Ida Ayu Riski Susilowati (kanan), berjualan cilok saat jam istirahat pelajaran di sekolahnya, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa, 23 Oktober 2018. TEMPO/Bram Selo Agung

Barang bawaannya memang cukup banyak, ada panci yang berisi hampir 200 butir cilok. Di bawahnya terdapat tungku arang yang membuat cilok senantiasa hangat. Selain itu, dia juga membawa bumbu, saus, kecap, plastik, serta tusukan bambu yang tersimpan di keranjang yang berada di samping kanan dan kiri sepedanya.

Sepulang sekolah di sore hari, dia cuma memiliki waktu istirahat sejenak. Ayu Riski biasanya belajar setelah Maghrib hingga pukul 22.00. "Kalau PR-nya banyak, biasanya tidur tepat tengah malam," katanya. Dalam sehari semalam, dia hanya memiliki waktu tidur sekitar 2 jam.

Dia mengaku, rasa kantuk sering datang saat mengikuti pelajaran di sekolah. Sedangkan istirahat sekolah selalu dimanfaatkan untuk melayani pembeli. "Terkadang ada teman-teman yang berbaik hati membantu sehingga saya bisa tidur sejenak saat istirahat," kata Ayu Riski.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus