Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengajukan subsidi penggunaan air bersih Rp 33,68 miliar dalam APBD Perubahan tahun 2021 dan APBD 2022 yang layanannya disediakan oleh BUMD PAM Jaya. Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Yusmada Faizal mengatakan, subsidi pelayanan air bersih Provinsi DKI Jakarta menggunakan perhitungan selisih antara tarif air bersih berdasarkan pemulihan biaya penuh (full cost recovery) dengan tarif air bersih yang dikenakan kepada masyarakat untuk pemenuhan standar pelayanan minimal.
"Sebelum subsidi, warga dikenai tarif Rp 32 ribu per meter kubik," kata Yusmada di Jakarta, Senin, 30 Agustus 2021. Sedangkan, setelah subsidi, tarifnya menjadi Rp 3.550 per meter kubik untuk rumah tangga sederhana dan Rp 4.900 per meter kubik untuk rumah tangga menengah.
Kebijakan subsidi ini diharapkan bisa mempercepat terselenggaranya pelayanan air bersih di DKI Jakarta oleh PAM Jaya dan dapat meningkatkan sanitasi dan kesehatan. Selain itu untuk mengurangi penarikan air tanah yang dapat mengakibatkan penurunan tanah (land subsidence).
Subsidi bertujuan memberikan kesetaraan kesejahteraan masyarakat dalam pelayanan air bersih di daratan Jakarta maupun di Kepulauan Seribu.
Yusmada menyampaikan pelayanan ditargetkan untuk memenuhi hak rakyat atas tersedianya air bersih yang berkualitas dengan harga yang terjangkau di DKI Jakarta yang dilakukan oleh PAM Jaya. Yakni di wilayah daratan yang daerahnya mengalami krisis air bersih dan di Kepulauan Seribu.
Yusmada menjelaskan, untuk Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di daerah krisis air bersih dilayani melalui sistem kios air yang dibangun dan/atau dioperasikan PAM Jaya.
Distribusi air bersih ke kios air dilakukan oleh armada mobil tangki. Air bersih di kios air ditampung dalam tandon atau tangki air dengan kapasitas 4 meter kubik.
Kios air dikelola oleh unsur masyarakat yang disepakati oleh warga setempat untuk menyalurkan air dari tandon di lokasi pengelola kios air ke warga.
Pada awal 2021, PAM Jaya telah membangun sebanyak 102 kios air. "Kami selalu melakukan pengawasan dan evaluasi secara berkala terkait pengoperasian dan jumlah kios air," ujarnya.
Untuk di Kepulauan Seribu, PAM JAYA memperoleh penugasan untuk mengelola SPAM dengan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO). Penugasan ini meliputi kegiatan pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pelayanan, perluasan jaringan dan pengembangan.
"Skema penyaluran air bersih ke rumah warga dilakukan melalui pipa distribusi." Jumlah pemakaian air bersih oleh warga diketahui melalui pembacaan meter air di rumah warga."
Saat ini terdapat delapan IPA SWRO yang dioperasikan oleh PAM Jaya untuk melayani sembilan pulau berpenghuni di Kepulauan Seribu. Direktur Utama PAM JAYA, Priyatno Bambang Hernowo mengatakan, sampai sekarang terdapat 5.526 sambungan pelanggan air bersih perpipaan di Kepulauan Seribu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini