Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Serangan bom yang mengguncang Surabaya tak membuat penduduk Kota Pahlawan ini larut dalam duka dan amarah. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan warga Surabaya bertekad untuk bangkit kembali setelah sempat muram akibat kejahatan terorisme itu. "Kami tak mau takluk. Kami akan terus melawan," kata dia kepada Tempo di kantornya di Surabaya, Sabtu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bom bunuh diri yang melibatkan keluarga inti menyerang ibu kota Provinsi Jawa Timur ini pada Ahad dan Senin pekan lalu. Teror ini terjadi setelah kerusuhan di rumah tahanan narapidana terorisme di Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok, yang menewaskan lima polisi dan satu tahanan pada awal bulan ini. Bom Surabaya beruntun meledak di tiga gereja dan di gerbang Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya. Bom juga meledak di Rumah Susun Sederhana Sewa Wonocolo, Sidoarjo, dekat Surabaya. Akibat bom di Surabaya dan Sidoarjo, 29 orang tewas dan 56 terluka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemarin, aktivitas warga Surabaya kembali normal. Ibadah Minggu umat Kristiani di Surabaya berlangsung aman. Salah satunya di Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Raya Diponegoro, yang terkena serangan bom. Warga Surabaya, termasuk suporter Surabaya Bonek, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama, dan polisi, bersama-sama menjaga keamanan di gereja itu. "Kami ingin menjadi bagian dari pengamanan warga Surabaya," kata Koordinator Bonek, Indra Yuli.
Seorang anggota jemaat, Didin, menuturkan pemimpin kebaktian Pendeta Claudia S. Kawengian meminta jemaat tidak takut terhadap teror bom dan memaafkan pelaku. Jemaat, ujar dia, juga harus menjaga kebinekaan Indonesia dan tidak menganggap umat Islam teroris. "Umat Islam juga menanggung stigma negatif dari perbuatan teror segelintir orang," katanya.
Suasana kawasan bisnis di Jalan Tunjungan, Jalan Embong Malang, dan Jalan Pemuda Surabaya, yang selama beberapa hari lalu sempat lesu, telah pulih. Seorang pedagang di Pusat Grosir Surabaya, Marwoto, menyatakan bom sempat membuat sepi perniagaan. "Memang sempat sepi satu-dua hari, sekarang sudah pulih," kata dia.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Komisaris Besar Rudi Setyawan, mengatakan lembaganya menurunkan 1.200 personel polisi untuk menjaga 300 gereja di Surabaya. Kepala Paroki Gereja Hati Kudus Yesus Katedral Surabaya, Yuventius Fusi Nusantoro, mengatakan polisi mengetatkan pengamanan di area parkir. "Ibadah sudah berjalan normal," ujarnya.
Tri Rismaharini mengatakan Pemerintah Kota Surabaya segera membuat sistem berbasis teknologi yang akan memantau kegiatan di lingkungan, sekolah, maupun tempat ibadah. "Yang pegang nanti ketua rukun tetangga atau wilayah, dan ada laporan setiap hari," katanya. Ia yakin rakyat Surabaya bisa mencegah terorisme. "Rakyat Surabaya pernah terbukti bersama-sama mengusir penjajah pada tahun 1945. Sekarang kami yakin bisa mengalahkan terorisme," katanya. HUSSEIN ABRI DONGORAN | ARTIKA RACHMI FARMITA | KUKUH S. WIBOWO
Angka Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya selalu di atas angka nasional. Teror bom yang terjadi pada Ahad dan Senin pekan lalu diyakini tak merusak kepercayaan investor ataupun kedatangan para wisatawan ke Kota Pahlawan. Apalagi, berkaca kepada yang terjadi setelah Bom Bali I dan II, teror tak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi Surabaya dibandingkan dengan nasional (persen)
Jumlah wisatawan yang masuk lewat Bandara Internasional Juanda
Pertumbuhan ekonomi Bali dibandingkan dengan nasional (persen)
Jumlah wisatawan di Bali
SUMBER: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KOTA SURABAYA | BADAN PUSAT STATISTIK | HUSSEIN ABRI DONGORAN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo