Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sopir bajaj mengaku kesulitan memperoleh bahan bakar gas di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Jakarta. Ketua Bajaj Komunitas (BATAS) Aris Fazani menyatakan, mesin-mesin dispenser isi BBG tak berfungsi di SPBG Pesing, Pluit, Grogol, dan Pedongkelan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita sebelumnya:
Layanan BBG Mandek, 5.000 Sopir Bajaj Akan Demo ke Balai Kota
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Hanya pengisian gas untuk kami saja yang mesin katanya error dan gas habis," kata Aris saat dihubungi, Jumat 30 November 2018.
Karena alasan itu, menurut Aris, petugas SPBG melarang bajaj membeli BBG. Penjualan lebih diperuntukkan ke bus Transjakarta dan taksi yang diamatinya memang masih berlangsung lancar. "Kondisi seperti ini sudah sebulan," katanya.
Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim (kanan) bersama Presiden Inasgoc Erick Thohir (kiri) berfoto bersama dengan bajaj KAKA maskot Asian Games usai penandatanganan perjanjian kerjasama sponsorship Asian Games 2018 di Kantor PGN, Jakarta, 7 Mei 2018. PGN menjalin kerjasama dengan Inasgoc untuk menjadi salah satu sponsor kegiatan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Aris berujar, masalah pasokan BBG ini berdampak kepada penghasilan sopir bajaj. Padahal, lanjut dia, omzet sopir bajaj sudah merosot dalam beberapa tahun terakhir karena serbuan ojek dan taksi online. Kalaupun masih ada SPBG yang melayani mereka, antreannya menjadi panjang dan memakan waktu.
Sopir bajaj BBG, kata Aris, tidak berani beroperasi menggunakan bahan bakar lain sekalipun itu memungkinkan karena adanya coverter kit. Tapi, jika itu dilakukan, mereka menghadapi risiko tilang oleh petugas Dinas Perhubungan.
Baca berita sebelumnya:
Enam SPBG Jakpro Terancam Tutup Karena..
Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menumpang Bajaj untuk mengunjungi warga kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta, 12 Desember 2016. TEMPO/Ilham Fikri
"Karena dianggap melakukan pelanggaran," katanya sambil menambahkan, "Belum lagi jika uji KIR, tentunya akan ditolak."
Semua masalah itu rencananya akan disampaikan dalam unjuk rasa yang akan dilakukan 5000 sopir bajaj di Balai Kota Jumat pagi, 30 November 2018, ini. Mereka mendesak Gubernur Anies Baswedan memperbanyak jumlah SPBG sehingga kebutuhan BBG bisa dipenuhi dengan lancar.