Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
NIAT Abdul Muhyi membangun rumah tak kunjung terealisasi. Setelah tabungannya terkuras untuk pesta perkawinan dan biaya kelahiran anaknya, pada akhir tahun lalu ia kembali harus merogoh kocek dalam-dalam untuk menopang kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kali ini, sumber kebocoran celengannya adalah harga beras yang membubung. “Padahal tanahnya sudah ada,” kata guru Madrasah Aliyah Negeri II Bogor ini, Rabu pekan lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo