Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Tipu Pengantin, Polisi: Wedding Organizer Akui Salah Manajemen

Polisi menyebut dari hasil pemeriksaan sementara kasus penipuan wedding organizer Pandamanda diketahui terjadi kesalahan manajemen.

5 Februari 2020 | 08.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pernikahan. (Pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Sub Bagian Humas Polres Metro Depok, Ajun Komisaris Firdaus mengatakan, hasil pemeriksaan sementara, pemilik Wedding Organizer Pandamanda mengakui terjadi kesalahan di manajemen hingga sebabkan banyak konsumennya tertipu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami masih terus lakukan penyelidikan dan mengamankan pemilik wedding organizer,” kata Firdaus pada Selasa, 4 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Firdaus mengatakan, data sementara yang telah dihimpun, total kerugian konsumen akibat kesalahan manajemen Pandamanda ini mencapai hampir Rp 1 miliar.

“Ada 28 orang yang merasa tertipu, mereka rata-rata sudah menyetor Rp 50 juta sampai Rp 100 juta,” kata Daus.

Firdaus pun menghimbau agar masyarakat lainnya yang sudah memesan melalui penata acara pernikahan ini agar segera mendatangi Mapolres Metro Depok.

“Sehingga bisa kami proses lebih lanjut,” kata Daus.

Hasil penelusuran Tempo, Wedding Organizer Pandamanda berdiri sejak Oktober 2013. Selain menyelenggarakan pesta pernikahan, Pandamanda juga bisa menggelar event gala dinner, pesta ulang tahun dan khitanan.

Pemilik WO Pandamanda merupakan dosen Trisakti Shcool of Management dan Universitas Nasional yaitu Andrianingsih Anwar.

Sebelumnya, imbas dari penawaran promo nikah murah yang ditawarkan Pandamanda, puluhan pasang calon pengantin datangi kantor Mapolres Metro Depok, Selasa 4 Februari 2020.

Salah satunya warga Sunter, Jakarta Utara, Anjar Susilo (30) dan istri. Ia mengatakan, setelah melunasi biaya pernikahan senilai Rp 50 juta, kini harap-harap cemas karena hingga H-5 hari pernikahannya, pihak penata acara pernikahan itu belum juga melunasi pembiayaan vendor.

“Saya dikabari oleh vendor, katanya gedung belum dilunasi, padahal acara kami tanggal 9 Februari dan sudah kami bayar lunas ke WO,” kata Anjar ditemui Tempo di Mapolres Metro Depok.

Anjar mengatakan, dari penawaran promo itu dirinya mendapatkan 250 buah undangan, wedding ring, foto pra wedding, subsidi gedung dan catering. Namun dari semua yang ditawarkan itu baru dapat undangan dan foto pra wedding.

“Itu pun setelah kami mengemis-ngemis karena tidak ada kabar untuk lakukan pra wedding,” kata Anjar.

Hal yang sama dirasakan pasangan pengantin lain, yakni warga Bogor, Isnaini (25). Bedanya, Isnaini telah menjalani momen sakral tersebut namun tidak sesuai dengan harapan. Saat menjalani resepsi pernikahan pada Minggu 2 Februari 2020 kemarin, tidak ada dekorasi dan catering, bahkan janur yang digunakan pun merupakan janur bekas resepsi yang pernah diselenggarakan di gedung tersebut.

“Dari pukul 14.00 hingga 16.00 sore, tidak ada catering sama sekali dan dekorasi pun akhirnya dibantu oleh pengelola gedung,” kata Isnaini.

Isnaini mengatakan, dirinya juga ikut dalam paket promo Rp 50 juta. “Kami dapat informasinya dari instagram ada paket promo nikah murah dari Wedding Organizer Pandamanda, rupanya zonk gini,” kata Isnaini.

Ade Ridwan Yandwiputra

Ade Ridwan Yandwiputra

Memulai karir jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menjadi reporter yang menulis isu hukum dan kriminal sejak Januari 2024. Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus