Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Tokoh Tanah Abang: Perubahan Nama Jalan oleh Anies Baswedan Tambah Literasi Warga

Perubahan nama jalan di Jakarta oleh Anies Baswedan, khususnya di Tanah Abang, disambut positif tokoh masyarakat setempat.

3 Juli 2022 | 10.06 WIB

Plang Nama Jalan Syech Abdul Karim Bin Asfan di Kelurahan Sukabumi Utara, Jakarta Barat dicabut, usai warga setempat menolak perubahan nama jalan Madrasah II, Senin, 27 Juni 2022. TEMPO/Niken Nurcahyani
Perbesar
Plang Nama Jalan Syech Abdul Karim Bin Asfan di Kelurahan Sukabumi Utara, Jakarta Barat dicabut, usai warga setempat menolak perubahan nama jalan Madrasah II, Senin, 27 Juni 2022. TEMPO/Niken Nurcahyani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan nama sejumlah ruas jalan di Jakarta, khususnya di wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat, disambut positif tokoh masyarakat setempat. Roni Adi, Ketua Komunitas Sikumbang (Silaturahim Kumpul Bareng Anak Tenabang) menilai, perubahan nama jalan dengan nama pahlawan, seniman, dan ulama asli Jakarta bisa menambah literasi warga.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Di kawasan Tanah Abang ada dua nama jalan yang diganti. Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Selatan diganti nama menjadi Jalan H.M Saleh Ishak dan Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Utara diganti menjadi Jalan M.Mashabi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pergantian nama ini bagian dari memori kolektif orang Betawi tentang tokoh, pahlawan yang sudah berjasa untuk Jakarta dan Republik Indonesia," katanya, Minggu, 3 Juli 2022, seperti dikutip dari situs resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Dia mengungkapkan, mungkin selama ini orang tidak mengenal nama H.M Saleh Ishak, pejuang asal kemerdekaan asli Jakarta di tahun 1945 - 1950. Perjuangan H.M. Saleh Ishak untuk negeri ini, jelas Roni, sangat besar. Terbukti, banyak penghargaan yang disematkan kepada dirinya.

Saleh Ishak, mendapat penghargaan tanda Jasa Pahwlawan dari Presiden Soekarno pada 10 November 1958. Kemudian, pengarhagaan dari Menteri Pertahanan RI kala itu, Djuanda, penghargaan dari Panglima Kodam VI Siliwangi Kolonel Ibrahim Adjie, dan penghargaan Dari Ketua Mabes Angkatan 4.      

Penulis lagu cikal bakal musik dangdut

Sedangkan Muhammad Ridwan Mashabi atau M. Mashabi sendiri merupakan salah satu penulis lagu dan penyanyi musik Melayu asal Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada masa 1950-an dan 1960 an.

"Inilah cikal bakal musik dangdut yang kita dengar. Sejarah ini yang memang harus diketahui oleh masyarakat," terangnya.

Ia pun berharap dengan digantinya nama tokoh betawi, maka generasi milenial semakin memperdalam literasi tentang Kebudayaan dan tokoh Betawi. Sebab menurutnya banyak warga masyarakat yang kurang tahu tentang tokoh betawi.

"Nama tokoh dijadikan jalan ini juga merupakan bagian dari menghargai jasa mereka (pahlawan dan tokoh Betawi-red). Kalau orang Betawi bilang agar "ngak mati obor" perjuangan tokoh-tokoh Betawi," kata dia.

Tak hanya itu, generasi muda harus mencontoh dan melanjutkan perjuangan-perjuangan mereka merawat dan menjaga Kebudayaan betawi dengan memberikan kontribusi positif ke segala bidang.

"Saya juga berharap Pemkot Jakarta Pusat memberikan seminar pengetahuan kepada warga masyarakat memperkenalkan tidak hanya pergantian nama jalan saja, tapi juga tokoh-tokohnya, supaya warga, terutama generasi muda di Jakpus semakin mengenal para tokoh betawi ini," kata dia.

Para tokoh Betawi yang berjasa besar pada Jakarta

Saat meresmikan pergantian nama jalan pada Senin, 20 Juni 2022 lalu, Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan nama-nama yang dijadikan nama jalan tersebut merupakan orang-orang yang telah berjasa pada Kota Jakarta.

“Mereka adalah pribadi-pribadi yang kami kenang karena mereka telah memberikan manfaat bagi sesama,” ujar Anies dalam sambutannya di Kantor Unit Pengelola Perkampungan Budaya Betawi Jagakarsa, Jakarta Selatan.  

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan beberapa jalan dan zona dengan nama-nama Tokoh Betawi di Kantor Unit Pengelola Perkampungan Budaya Betawi Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Senin, 20 Juni 2022. TEMPO/Moh Khory Alfarizi

Para tokoh Betawi diabadikan menjadi nama jalan ini, menurut Anies merupakan pribadi-pribadi yang dikenang dan diingat karena hidupnya dihibahkan untuk kemajuan. Ada nama-nama yang sudah menjadi pahlawan nasional, tapi masih banyak yang lain nama-nama berjasa yang belum dicatat sebagai pahlawan Nasional.

Selengkapnya berikut nama baru sejumlah jalan di Jakarta yang menggunakan nama tokoh Betawi:

1. Jalan Entong Gendut (sebelumnya Jalan Budaya)
2. Jalan Haji Darip (sebelumnya Jalan Bekasi Timur Raya)
3. Jalan Mpok Nori (sebelumnya Jalan Raya Bambu Apus)
4. Jalan H. Bokir Bin Dji'un (sebelumnya Jalan Raya Pondok Gede)
5. Jalan Raden Ismail (sebelumnya Jalan Buntu)
6. Jalan Rama Ratu Jaya (sebelumnya Jalan BKT Sisi Barat)
7. Jalan H. Roim Sa'ih (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Barat)
8.Jalan KH. Ahmad Suhaimi (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Timur)
9. Jalan Mahbub Djunaidi (sebelumnya Jalan Srikaya)
10. Jalan KH. Guru Anin (sebelumnya Jalan Raya Pasar Minggu sisi Utara)
11. Jalan Hj. Tutty Alawiyah (sebelumnya Jalan Warung Buncit Raya)
12. Jalan A. Hamid Arief (sebelumnya Jalan Tanah Tinggi 1 gang 5).
13. Jalan H. Imam Sapi'ie (sebelumnya Jalan Senen Raya)
14. Jalan Abdullah Ali (sebelumnya Jalan SMP 76).
15. Jalan M. Mashabi (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Utara).
16. Jalan H. M. Shaleh Ishak (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Selatan).
17. Jalan Tino Sidin (sebelumnya Jalan Cikini VII).
18. Jalan Mualim Teko (sebelumnya Jalan depan Taman Wisata Alam Muara Angke).
19. Jalan Syekh Junaid Al Batawi (sebelumnya Jalan Lingkar Luar Barat).
20. Jalan Guru Ma'mun (sebelumnya Jalan Rawa Buaya).
21. Jalan Kyai Mursalin (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang).
22. Jalan Habib Ali Bin Ahmad (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang).

Berikut zona dan gedung dengan nama Tokoh Betawi:

1. Kampung MH Thamrin (sebelumnya bernama Zona A)
2. Kampung KH. Noer Ali (sebelumnya bernama Zona Pengembangan)
3. Kampung Abdulrahman Saleh (sebelumnya bernama Zona B)
4. Kampung Ismail Marzuki (sebelumnya bernama Zona C)
5. Kampung Zona Embrio (sebelumnya bernama Zona Embrio)
6. Gedung Kisam Dji'un (sebelumnya Gedung PPSB Jakarta Timur).
7. Gedung H. Sa'aba Amsir (sebelumnya Gedung PPSB Jakarta Selatan)

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus