Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Skrining kanker payudara berarti pemeriksaan yang dilakukan pada wanita tanpa gejala atau tanda-tanda kanker payudara untuk mendeteksi penyakit pada stadium dini. Hal ini memungkinkan pengobatan dini yang mengurangi penderitaan dan kematian akibat penyakit tersebut.
Pemeriksaan payudara klinis tahunan oleh dokter dan mamografi digital tahunan (sinar X payudara) direkomendasikan pada wanita berisiko rata-rata. Skrining ultrasound dilakukan pada pasien dengan payudara padat. MRI digunakan dalam skrining wanita dengan risiko tinggi kanker payudara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setiap wanita disarankan menjalani skrining kanker payudara. Rata-rata wanita berisiko harus memulai skrining kanker payudara pada usia 40 tahun dan dilanjutkan setiap tahun hingga usia 70 tahun. Usia skrining berbeda pada wanita dengan peningkatan risiko kanker payudara. Para ahli menilai risiko menggunakan formula yang memperhitungkan usia wanita saat ini, usia saat pertama kali menstruasi (menarche), usia saat melahirkan anak pertama atau nuliparitas (tidak memiliki anak), jumlah kerabat dekat (pertama -derajat) dengan kanker payudara, jumlah biopsi yang dilakukan untuk penyakit payudara jinak sebelumnya atau temuan hiperplasia atipikal (sejenis temuan ketika kita melihat sel tumor di bawah mikroskop) pada biopsi payudara sebelumnya, dan jenis populasi dia berasal (ras).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wanita yang sebelumnya memiliki hiperplasia atipikal disarankan oleh dokter untuk menjalani MRI tahunan dimulai pada usia 25-30 tahun. Pada wanita yang memiliki anggota keluarga dengan kanker payudara atau gen yang dapat menyebabkan kanker payudara, MRI/tomosintesis (CT scan) dapat dilakukan sebagai pelengkap mamografi untuk skrining, mulai dari 10 tahun sebelum anggota keluarga termuda didiagnosis tetapi tidak sebelum usia 30 tahun. Selain itu, wanita yang telah menerima radiasi dada sebelumnya, MRI tahunan direkomendasikan 10 tahun setelah radiasi tetapi tidak sebelum usia 25 tahun.
Berikut ini beberapa kesalahan yang dilakukan seorang wanita selama pemeriksaan payudara sendiri:
1. Pemeriksaan cepat
Selama pemeriksaan setidaknya menghabiskan 5 menit pada setiap payudara. Jika Anda melakukannya dengan tergesa-gesa, itu berarti Anda mungkin melewatkan sesuatu.
2. Salah memilih hari pemeriksaan
Saat menstruasi, payudara bisa menjadi berat/empuk karena perubahan hormonal, jadi sebaiknya hindari pemeriksaan payudara sendiri pada hari-hari tersebut.
3. Menggunakan ujung jari daripada pad untuk memeriksa
Jari kita lebih sensitif daripada ujung, jadi jika seseorang mengalami kesulitan dalam menggunakan pembalut maka dapat menggunakan area sensitif tangan lainnya, seperti bantalan tangan atau punggung jari
4. Melakukannya dengan cara yang salah
Anda dapat mengambil bantuan dengan bimbingan melalui gambar atau video untuk mempelajari pola pemeriksaan.
5. Tidak ada pemeriksaan ketiak, bagian bawah payudara dan di belakang puting susu
6. Tidak memberikan tekanan yang tepat selama pemeriksaan – Jika Anda ingin merasakan benjolan di dekat kulit, lakukan tekanan ringan. Tekanan meningkat dengan kedalaman jaringan yang akan dirasakan.
TIMES OF INDIA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.