Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menindaklanjuti dugaan pelecehan seksual yang dialami penumpang bus Transjakarta L13E rute Puri Beta-Latuharhari pada Kamis lalu, 30 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hasil dari tindak lanjut kasus tersebut, yaitu belum ada kesimpulan pelaku merupakan penyandang disabilitas autisme.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Belum ada kesimpulan bahwa pelaku berkebutuhan khusus. Harus ada rekam medis yang menyimpulkan," kata Senior Public Relation Specialist Transjakarta, Wibowo Bowo kepada TEMPO melalui pesan WhatsApp, Senin malam, 4 Desember 2023.
Menurut dia, Transjakarta sudah menyelesaikan permasalahan pelecehan seksual ini. Setelah pelaporan oleh korban, kata Bowo, pihak keamanan segera mengidentifikasi penumpang yang diduga pelaku pelecehan seksual.
"Kemitraan dengan kepolisian sudah terjalin. Peristiwa maupun kejadian dilaporkan kepada pihak berwajib," ujarnya.
Sebelumnya, dugaan pelecehan seksual terjadi di bus Transjakarta pada Kamis lalu, 30 November 2023, dan viral di media sosial. Kejadian itu ramai menjadi perbincangan di twitter, atau kini bernama X, usai akun @DellanyM mengunggah sebuah utas pukul 09.48 WIB.
Berkenaan dengan utas itu, PT Transjakarta melalui akun @PT_Transjakarta membalas pada pukul 15.08 telah menegur dan menginterogasi pelaku. PT Transjakarta mengklaim pelaku merupakan penyandang disabilitas autisme dan sudah memasukkannya dalam status orang dalam pengawasan di lingkungan transportasi publik tersebut.
Dellany Madjid, pemilik akun @DellanyM mengungkapakan dirinya tak bisa menyimpulkan apakah pelaku mengidap disabilitas mental atau tidak. Hal itu sebagaimana yang disampaikan Transjakarta.
Berdasarkan apa yang dialami Dellany, pelaku memang kadang senyum-senyum sendiri. "Dia enggak berinteraksi dengan siapa-siapa tapi nyengir-nyengir sendiri," katanya kepada TEMPO, Ahad, 3 Desember 2023.
Sementara itu, Bowo menuturkan untuk antisipasi pelecehan seksual, Transjakarta telah melakukan berbagai langkah, mulai dari ruang khusus perempuan di bus; keberadaan kamera pengawas (CCTV); serta keberadaan petugas keamanan di bus dan halte.
Selain itu, Transjakarta juga memfasilitasi dan memberikan pendampingan terhadap korban apabila membawa masalah ini ke ranah hukum. "Kami tentu akan memfasilitasi maupun mendampingi korban," katanya.