Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kurir paket logistik bernama Tentara Juantoro, 29 tahun, dipaksa mencopot bendera Palestina yang dipasang di bentornya oleh seorang sekuriti Apartemen Spring Lake, kawasan Summarecon Bekasi, Kota Bekasi, Rabu, 8 November 2023. Peristiwa itu direkam Tentara dengan handphonenya dan viral di media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Memang dia (sekuriti) katanya menjalankan tugas, karena ada penghuni yang enggak suka ada bendera Palestina," kata Tentara saat ditemui wartawan di Bekasi, Kamis, 9 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tentara menjelaskan, kejadian itu berawal saat dirinya mengantar paket di apartemen tersebut. Saat kembali ke bentornya, Tentara bingung, karena bendera Palestina yang terpasang di bentornya tidak ada.
Tiba-tiba ada seorang sekuriti mendatanginya dan bilang bahwa bendera Palestina telah dicopot dan ditaruh di jok bentor. Tentara sempat mempertanyakan alasan sekuriti mencopot bendera tersebut.
Kepada Tentara, sekuriti itu mengaku hanya menjalankan tugas, karena ada penghuni apartemen yang tidak suka ada bendera Palestina.
"Selesai dari situ saya pulang ke gudang (paket logistik) di Perwira (Bekasi Utara), saya pasang lagi bendera, tetapi saya kabel ties jadi kalau mau dicopot enggak bakal bisa kecuali dirobek," ujar Tentara.
Tentara kemudian kembali ke apartemen itu untuk mengantar paket. Tiba di apartemen, Tentara kembali didatangi sekuriti untuk memintanya mencopot bendera Palestina.
Tentara pun menolak permintaan sekuriti itu. Cekcok mulut antara keduanya sempat terjadi. "Saya enggak mau pak kalau dilepas benderanya, saya umpetin saja. Terus dia (sekuriti) bilang "keluar kamu", habis itu saya ambil handphone saya rekam sudah kelanjutannya begitu saya dikejar terus sampai dalem seperti yang di video," ujar Tentara.
Peristiwa itu kemudian viral di media sosial dan menjadi sorotan publik. Sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) di Bekasi mendatangi wilayah Summarecon Bekasi dan melayangkan protes atas sikap sekuriti tersebut.
Pihak Polres Metro Bekasi Kota pada akhirnya memediasi sekuriti tersebut dan Tentara demi menyelesaikan masalah pencopotan bendera Palestina itu. "Yang pertama pelaku mengaku sebagai pelaku, ini kami apresiasi. Yang kedua dengan kelakuan yang salah itu kemudian minta maaf kepada seluruh umat Islam, khususnya kepada seluruh warga negara Indonesia," kata Ketua Aliansi Patriot Peduli NKRI, Ismail Ibrahim kepada wartawa.