Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Volvo berencana menggabungkan pengembangan atau produksi mesin dan aset manufakturnya dengan perusahaan induknya asal Cina, Geely.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mereka juga akan membuat divisi baru untuk memasok merek yang masih dalam satu naungannya, yakni Lotus, LEVC, Lynk, dan Proton. Juga kemungkinan untuk mesin hybrid nantinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Volvo sendiri saat ini membangun 600 ribu mesin konvensional, jumlahnya akan naik menjadi sekitar 2 juta jika digabungkan dengan aset Geely. Hal tersebut diklaim bisa menghemat biaya komponen dan pengembangan.
Juga memungkinkan produsen yang bermarkas di Gothenburg, Swedia itu untuk lebih fokus memanfaatkan sumber dayanya untuk mengembangkan jajaran produk premiumnnya berbasis mesin listrik.
"Mesin konvensional kemungkinan besar tidak tumbuh. Penting untuk mengkonsolidasikan dan mencari sinergi. Ini adalah langkah lain mengubah perusahaan kami ke arah elektrifikasi," kata Kepala Eksekutif Volvo Hakan Samuelsson, seperti yang dikuti Tempo dari carscoops, Rabu 9 September 2019.
"Nantinya, Volvo akan menghilangkan mesin dise; secara keseluruhan demi fokus pada mesin hybrid dan listrik, yang membutuhkan investasi lebih lanjut dalam injeksi bahan bakar, pengisian turbo dan teknologi pemulihan rem," tambahnya.
Kerja sama tersebut nantinya akan menggabungkan tiga ribu karyawan Volvo dan 5.000 karyawan dari Geely. Di dalamnya termasuk penelitian, pengembangan, pengadaan, manufatur, Fungsi TI dan keuangan.