Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip
Waduh Penangkal Banjir

Berita Tempo Plus

Mengapa Waduk yang Dibangun Jokowi Gagal Mencegah Banjir Jakarta

Bendungan Ciawi dan Sukamahi diduga tak efektif mencegah banjir Jakarta dan sekitarnya. Mengapa?

16 Maret 2025 | 08.30 WIB

Bendungan Ciawi, Kecamatan Megamendung, Bogor, Jawa Barat, 12 Maret 2025. Tempo/Egi Adyatama
Perbesar
Bendungan Ciawi, Kecamatan Megamendung, Bogor, Jawa Barat, 12 Maret 2025. Tempo/Egi Adyatama

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Sejumlah pejabat menilai Bendungan Ciawi dan Sukamahi tak berfungsi saat banjir melanda Jakarta.

  • Jokowi meyakini dua bendungan itu mampu mengurangi banjir Jakarta hingga 30 persen.

  • Penduduk sekitar menilai Bendungan Ciawi malah menimbulkan banjir dan tanah longsor di tempat mereka tinggal.

BAYANGAN waduk penuh air buyar di kepala Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ketika datang ke Bendungan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis, 6 Maret 2025. Datang ke sana setelah banjir melanda Jakarta dan sekitarnya, ia melihat air Sungai Ciliwung hanya melintasi waduk itu menuju hilir. Seharusnya tirta Ciliwung mengendon di tanggul Ciawi untuk mencegah banjir Jakarta dan sekitarnya.

Dedi pun menanyakan kondisi itu kepada pejabat Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane pada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum. “Saya tanya kok Bendungan Ciawi kosong,” ujar politikus Partai Gerindra itu saat berkunjung ke kantor Tempo di Jakarta Selatan, Jumat, 14 Maret 2025.

Selain Dedi, sejumlah pejabat pemerintah datang ke Bendungan Ciawi. Di antaranya Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan serta Menteri Lingkungan Hidup dan wakilnya, Hanif Faisol Nurofiq-Diaz Hendropriyono. Seorang pejabat yang hadir di sana bercerita, perwakilan BBWS tak bisa menjawab pertanyaan Dedi.

Seperti Dedi, Zulkifli Hasan heran terhadap Bendungan Ciawi yang nirfungsi. Ketua Umum Partai Amanat Nasional tersebut pun mempertanyakan kenapa dam setinggi 55 meter itu tak dipenuhi air. Ia membandingkan waduk itu dengan Bendungan Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. “Dibangun setinggi ini, tapi airnya tidak pernah melewati,” katanya kepada sejumlah wartawan.

Zulkifli tak merespons pertanyaan yang dikirimkan Tempo ke nomor teleponnya. Sedangkan Dedi belakangan mendapat penjelasan bahwa tanggul itu dibangun untuk menampung dan mengeluarkan air. Nantinya air akan dibendung di Bendungan Cibeet, Kabupaten Bogor. Bendungan Cibeet baru dibangun pada 2024 dan ditargetkan selesai pada 2028.

Pemerintah membangun Bendungan Ciawi pada 2016. Proyek ini bertujuan mengurangi debit air Sungai Ciliwung yang mengalir ke Jakarta sehingga tak terjadi banjir besar. Bendungan yang dibangun dengan biaya hampir Rp 800 miliar itu memiliki daya tampung air sebesar 6,05 juta meter kubik dengan luas area genangan 39,49 hektare.


Setahun kemudian, pemerintah membangun Bendungan Sukamahi, yang berjarak sekitar 4 kilometer dari Ciawi. Tujuannya sama: mencegah air bah melanda Ibu Kota saat itu. Biaya pembangunannya memakan duit Rp 464,93 miliar. Waduk Sukamahi berdaya tampung 1,68 juta meter kubik air dengan luas area genangan 5,32 hektare.

Baik Bendungan Ciawi maupun Sukamahi ditetapkan sebagai proyek strategis nasional. Presiden Joko Widodo meresmikannya pada 23 Desember 2022. Jokowi menuturkan, dua bendungan kering tersebut bisa mengurangi area banjir di 12 kelurahan di Jakarta. “Kami harapkan bisa mengurangi banjir yang ada di Jakarta kurang-lebih 30,6 persen,” ucapnya saat itu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul Gagal Fungsi Waduk Unggulan

Hussein Abri Dongoran

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, lulusan Universitas Pasundan, Bandung, ini banyak meliput isu politik dan keamanan. Reportasenya ke kamp pengungsian dan tahanan ISIS di Irak dan Suriah pada 2019 dimuat sebagai laporan utama majalah Tempo bertajuk Para Pengejar Mimpi ISIS.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus