Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Waspadai Titik Kebakaran Hutan, Enam Provinsi Siaga Darurat

BNPB mengatakan titik panas kebakaran hutan terus meningkat memasuki akhir Agustus- September.

22 Agustus 2017 | 18.56 WIB

Ilustrasi upaya pemadaman kebakaran hutan. ANTARA/Nova Wahyudi
Perbesar
Ilustrasi upaya pemadaman kebakaran hutan. ANTARA/Nova Wahyudi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan titik panas kebakaran hutan dan lahan akan terus meningkat memasuki akhir Agustus hingga September mendatang.


Enam provinsi di Indonesia yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan telah melakukan siaga darurat.


Dari pantuan satelit Terra, Aqua dan SNPP pada Selasa 22 Agustus 2017 pukul 08.00 WIB terdeteksi 538 titik api dengan tingkat kepercayaan sedang hingga tinggi. Sebanyak 193 titik api terdeteksi di Kalimantan Barat dan 143 di Papua. 


“Kemungkinan jumlah hotspot di lapangan lebih banyak daripada 538 hotspot karena beberapa wilayah tidak terlintasi oleh satelit Terra dan Aqua,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.


Secara umum strategi penanganan kebakaran hutan dilakukan dengan menetapkan lima satgas yakni satgas darat (TNI, Polri), satgas udara (water bombing), satgas penegakan hukum  (Polri, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), satgas pelayanan kesehatan, dan satgas sosialisasi.


Sutopo menyatakan, titik panas kebakaran hutan dan lahan akan terus meningkat memasuki akhir Agustus hingga September mendatang. Meskipun di beberapa wilayah mengalami hujan di atas normal namun kebakaran hutan dan lahan masih terjadi di beberapa tempat.


Menurut Sutopo, secara umum penanganan kebakaran hutan dan lahan menunjukkan kemajuan. Ia mengatakan, tidak mungkin menghilangkan semua titik kebakaran dari seluruh wilayah Indonesia dalam sepanjang tahun.


Sutopo menjelaskan luas hutan dan lahan yang terbakar pada tahun 2015 sebanyak 2,61 juta hektar, pada tahun 2016 sebanyak 438 ribu hektar, dan tahun 2017 sekitar 20 ribuan hektar.


ALFAN HILMI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untung Widyanto

Untung Widyanto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus